Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Oposisi Malaysia Mengaku Ditawari Uang Suap untuk Dukung PM Muhyiddin Yassin

Kompas.com - 08/08/2021, 09:36 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

PUTRAJAYA, KOMPAS.com - Tiga politisi Malaysia mengeklaim mereka ditawari uang dan posisi di kabinet untuk mendukung Perdana Menteri Muhyiddin Yassin.

Ketiga anggota Partai Aksi Demokratis (DAP) itu bahkan membagikan tangkapan layar dari nomor anonim, berisi tawaran suap.

Di antaranya adalah mantan menteri sumber daya Kulasegaran Murugeson, yang langsung melaporkannya ke Kepolisian Ipoh, ibu kota Negara Bagian Perak.

Baca juga: Dukungan Mayoritas Lenyap, pemerintahan PM Malaysia Muhyiddin di Ujung Tanduk

"Penawaran kepada saya dari Perikatan Nasional. Uang dan jabatan. Saya memberi tahu mereka untuk pergi, dan ya, kami melapor ke polisi," tegas Kulasegaran di Twitter.

Wakil Ketua DAP itu menegaskan, 42 anggota mereka yang duduk di Parlemen Malaysia tetap loyal meski Perikatan berkuasa.

Kulasegaran menekankan, mereka akan setia kepada partai. "Saya menegaskannya. Uang dan jabatan tidak akan menggoyahkan kami."

Kepala Polisi Perak Mior Faridalatrash Wahid kepada The Straits Times berujar, kasusnya sudah dilimpahkan ke Komisi Anti-korupsi Malaysia (MACC).

Selain Kulasegaran, anggota DAP lainnya yang mengaku mendapatkan tawaran adalah Khoo Poay Tiong, yang membagikan tangkapan layar WhatsApp-nya.

"Siapa pun yang tertarik menjadi menteri bisa menghubungi nomor ini," ejek Khoo dalam unggahan di Facebook.

Baca juga: Posisi PM Malaysia Muhyiddin Kritis, Siapa Calon Penggantinya?

Dalam tangkapan layar tersebut, si pengirim menawarkan dua jabatan menteri dan berkilah mereka butuh perwakilan non-Malaysia di pemerintahan.

"Durian RM 30, ganti durian Parit Sulong atau Lenggong. Durian confirm hari ini terus bayar. Cash," kata si pengirim WhatsApp.

Anggota DAP dari konstituen Kuching Kelvin Yii juga mengeklaim mendapatkan tawaran yang sama untuk mendukung PM Muhyiddin Yassin.

Selain dari DAP, Sekretaris Jenderal Partai Keadilan Rakyat Saifuddin Nasution Ismail mengeklaim lima naggotanya juga menerima penawaran serupa.

Kelompok oposisi menuding Muhyiddin berbohong kepada Raja Malaysia Sultan Abdullah, buntut konferensi pers Rabu (4/8/2021).

Baca juga: PM Malaysia Tidak Akan Mengundurkan Diri, tapi...

PM Malaysia sejak Maret 2020 tersebut mengaku memberi tahu raja dia masih mempunyai dukungan mayoritas di parlemen.

Klaim itu muncul meski Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO) mengumumkan menarik 11 anggotanya dari Perikatan Nasional.

Para pemimpin dari 105 anggota oposisi, ditambah UMNO, menyebut Muhyiddin kini hanya diperkuat 104 parlementarian.

Padahal untuk mencapai mayoritas dibutuhkan 111 parlementarian yang mendukung Muhyiddin Yassin dari total 222 politisi di Dewan Rakyat.

Baca juga: UMNO Tarik Dukungan, PM Malaysia Kehilangan Suara Mayoritas

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com