Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Profil Pemimpin Dunia: Yoshihide Suga, Perdana Menteri Jepang

Kompas.com - 04/08/2021, 15:11 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber DW

KOMPAS.com - Pria kelahiran 6 Desember 1948 ini masih tampak segar bugar di usianya yang menginjak 72 tahun.

Sorot kamera dulu jarang mengenainya, karena dia terbiasa membantu di belakang layar. Tapi tanpa dirinya, Jepang tak bisa mencapai kemajuan seperti saat ini.

Sekarang, pria ini lebih sering tampil di muka publik. Bukan lagi di balik layar.

Pria ini, Yoshihide Suga, adalah Perdana Menteri Jepang, menggantikan Shinzo Abe yang berkuasa hampir delapan tahun.

Baca juga: PM Jepang Yoshihide Suga Kunjungi Indonesia, China Sebut sebagai Ancaman

Suga menjabat Perdana Menteri sejak 2020 lalu. Dilansir DW, pria kelahiran Ogachi District, Prefektur Akita ini tampak segar karena gaya hidup sehatnya.

Suga dikenal sebagai orang yang disiplin. Dia tidak merokok atau minum alkohol. Dan konon, setiap pagi dia selalu senam dengan melakukan 200 sit up.

Dia juga segan tampil ke muka publik. Penampilan besar terakhirnya adalah ketika pada April tahun lalu dia ditugaskan mendeklarasikan era baru Reiwa di Jepang, yang menandai penggantian di pucuk Kekaisaran Jepang dari Kaisar Akihito ke putranya Naruhito.

Terpilihnya Suga sebagai pengganti Shinzo Abe di pucuk pimpinan Partai Demokrat Liberal Jepang LDP, lantas menandai bergantinya sebuah era.

Karena LDP merupakan partai penguasa, Suga dipastikan juga akan terpilih menjadi Perdana Menteri baru, setelah Shinzo Abe mengumumkan pengunduran diri.

Baca juga: Lawatan Pertama ke Luar Negeri, PM Jepang Yoshihide Suga Kunjungi Vietnam

Suga belajar ilmu politik di Universitas
Hosei di Tokyo dan terjun ke politik pada usia 26 tahun.

Ketika Shinzo Abe pertama kali menjadi Perdana Menteri tahun 2006, Suga diangkat menjadi Menteri Dalam Negeri, kemudian mulai 2012, menjadi juru bicara pemerintah.

Analis politik Tobias Harris menyebutnya sudah meniti karier dari bawah dan mengumpulkan banyak pengalaman yang bisa menguntungkan posisinya.

"Dia kelihatannya punya pandangan menyeluruh tentang situasi politik dan pemerintahan ketimbang para pemimpin sebelumnya. Ini mungkin alasan yang bisa membangkitkan optimisme, jika dia mengambil alih jabatan," katanya.

Masih dilansir DW, Suga, mengaku sebagai anak petani yang kebetulan merintis karier politik.

"Saya anak sulung dari keluarga petani di distrik Akira. Karena bermaksud mengambil alih pertanian orang tua, saya usai sekolah pindah ke Tokyo," ujarnya.

"Saya harus bekerja di sebuah pabrik untuk membiayai kehidupan saya. Karena itu, saya terlambat dua tahun memulai kuliah di universitas," tambahnya.

Baca juga: Pertemuan Tingkat Tinggi Pertama, PM Jepang Yoshihide Suga Akan Bertemu Menlu AS

Meski saat jadi tangan kanan Abe dirinya jarang mendapat lampu sorot, Suga adalah politisi yang punya visi, kata Tobias Harris.

Dialah yang melontarkan gagasan untuk membuka pasar Jepang bagi para imigran.

"Dia seorang realis, lebih daripada Abe. Dia punya visi bagaimana Jepang harus mengambil posisi di pasar global, agar tetap sukses," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Senator AS Apresiasi Sikap Biden Tak Jadi Kirim Bom Seberat 907 Kg untuk Israel

Senator AS Apresiasi Sikap Biden Tak Jadi Kirim Bom Seberat 907 Kg untuk Israel

Global
Untuk Pertama Kalinya, Pejabat Militer Pentagon Mundur karena Perang Gaza

Untuk Pertama Kalinya, Pejabat Militer Pentagon Mundur karena Perang Gaza

Global
Jutaan Migran Tak Bisa Memilih dalam Pemilu Terbesar di Dunia

Jutaan Migran Tak Bisa Memilih dalam Pemilu Terbesar di Dunia

Internasional
Pesawat Tempur Israel Mengebom Kamp Pengungsi Nuseirat, 14 Tewas Termasuk Anak-anak

Pesawat Tempur Israel Mengebom Kamp Pengungsi Nuseirat, 14 Tewas Termasuk Anak-anak

Global
AS Tak Percaya Terjadi Genosida di Gaza

AS Tak Percaya Terjadi Genosida di Gaza

Global
AS Hancurkan Sebagian Jembatan Baltimore yang Ambruk untuk Bebaskan Kapal Terjebak

AS Hancurkan Sebagian Jembatan Baltimore yang Ambruk untuk Bebaskan Kapal Terjebak

Global
Pedemo Israel Cegat Truk Bantuan ke Gaza, Banting Makanan sampai Berserakan

Pedemo Israel Cegat Truk Bantuan ke Gaza, Banting Makanan sampai Berserakan

Global
[POPULER GLOBAL] Lampu Lalin Unta | Thailand SIta 1 Ton Meth Kristal

[POPULER GLOBAL] Lampu Lalin Unta | Thailand SIta 1 Ton Meth Kristal

Global
Rangkuman Hari Ke-810 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran 30 Kota | Apartemen Roboh

Rangkuman Hari Ke-810 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran 30 Kota | Apartemen Roboh

Global
Ukraina Serang Fasilitas Energi Rusia Dekat Perbatasan

Ukraina Serang Fasilitas Energi Rusia Dekat Perbatasan

Global
Kampanye Keselamatan Lalu Lintas, Perancis Gaungkan Slogan 'Berkendaralah Seperti Perempuan'

Kampanye Keselamatan Lalu Lintas, Perancis Gaungkan Slogan "Berkendaralah Seperti Perempuan"

Global
Rusia Gempur 30 Kota dan Desa di Ukraina, 5.762 Orang Mengungsi

Rusia Gempur 30 Kota dan Desa di Ukraina, 5.762 Orang Mengungsi

Global
Demonstrasi Pro-Palestina di Kampus-Kampus AS Bergulir ke Acara Wisuda

Demonstrasi Pro-Palestina di Kampus-Kampus AS Bergulir ke Acara Wisuda

Global
Afghanistan Kembali Dilanda Banjir Bandang, Korban Tewas 300 Lebih

Afghanistan Kembali Dilanda Banjir Bandang, Korban Tewas 300 Lebih

Global
Nasib Migran dan Pengungsi Afrika Sub-Sahara yang Terjebak di Tunisia

Nasib Migran dan Pengungsi Afrika Sub-Sahara yang Terjebak di Tunisia

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com