"Saya tidak pernah mendapat vaksin flu dan tidak pernah ikut vaksinasi sebagai orang dewasa, kecuali ada hal seperti Covid-19, walau saya sebenarnya masih juga ragu-ragu," ucapnya.
Hannah yang berusia 24 tahun sudah mendaftar untuk vaksinasi Pfizer pada November, karena dia merasa tidak akan bisa melakukan perjalanan internasional kalau tidak vaksin.
"Alasan kedua adalah tindakan berhati-hati. Bila terkena Covid-19 saya bisa tetap sehat, namun bisa tetap menularkannya kepada orang lain yang lebih lemah," ujar Hannah.
Baca juga: Foto Kaki Saya Melepuh jadi Viral dan Disalahgunakan untuk Kampanye Anti-vaksin Corona
Secara keseluruhan dia mengatakan masih dalam posisi "bingung" dengan pendapat vaksinasi Covid-19, yang mungkin terlalu cepat disetujui di Australia, yang biasanya memiliki standar kesehatan yang tinggi.
"Tetapi, tampaknya apa pun itu, saya akan tetap ikut vaksinasi," katanya.
"Saya percaya tubuh saya bisa menahan penularan Covid-19 dan dalam waktu bersamaan, saya juga merasa tubuh saya akan melawan efek samping vaksinasi. Itulah yang jadi alasan saya," ungkapnya.
Bagi Vashti dan Libby, hal paling berat adalah mendengar begitu banyaknya pendapat orang-orang di sekitar mereka.
Libby mengatakan dia sedih dan kecewa dengan begitu besarnya perbedaan pendapat di komunitasnya.
"Saya memiliki beberapa teman dekat yang sangat anti-vaksin dan itu sangat menyulitkan," kata Libby.
"Tetapi bila saya harus mendengar pendapat yang benar, maka pendapat itu akan datang dari pakar virus, epidemiolog atau peneliti yang sudah bekerja di bidang ini selama 20-30 tahun," imbuhnya.
Baca juga: Studi Terbaru: Vaksin Saja Tak Cukup Atasi Varian Delta Covid-19, Perlu Masker dan Jaga Jarak
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.