"Hidup kami dalam bahaya; kami tidak punya pilihan," kata Sardar (52) yang menolak menyebutkan nama aslinya karena khawatir akan keselamatan nyawanya setelah bekerja sebagai penerjemah untuk kelompok masyarakat sipil Inggris.
Penerjemah untuk pasukan asing dan kedutaan memang sangat rentan mendapatkan kekerasan dan balasan dari Taliban. Banyak negara telah mengevakuasi ribuan orang di bawah skema visa darurat.
Mantan pegawai negeri Haji Sayed Mohammad Sultani juga menginginkan paspor untuk bisa lari ke luar Afghanistan.
Tapi ia tidak bisa membayangkan dirinya jadi pengungsi seperti yang pernah terjadi saat rezim Taliban berkuasa, masa invasi Soviet, dan perang saudara yang terjadi sebelumnya.
Jadi bagi dia, "selama Afghanistan layak huni, kami tidak akan meninggalkan negara kami," kata pria berusia 45 tahun itu.
Baca juga: Afghanistan Bantah Taliban Kuasai 90 Persen Perbatasan Negara
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.