Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pejabat Tinggi China dan Taliban Bertemu Jelang Penarikan Penuh Pasukan AS dari Afghanistan

Kompas.com - 29/07/2021, 14:46 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber AP

BEIJING, KOMPAS.com - Menteri luar negeri China bertemu dengan delegasi pejabat tinggi Taliban pada Rabu (28/7/2021), saat hubungan keduanya menghangat jelang penarikan pasukan Amerika Serikat dari Afghanistan.

Sebuah foto yang diunggah di situs web kementerian China menunjukkan Wang Yi berpose dengan pemimpin senior Taliban Mullah Abdul Ghani Baradar dan delegasinya di kota Tianjin, kemudian duduk untuk melakukan pembicaraan.

Baca juga: Kepada China, Taliban Janji Afghanistan Takkan Jadi Sarang Separatis

Melansir AP, pertemuan itu juga mengikut sertakan para kepala Dewan Agama Taliban dan Komite Propaganda. Namun, tidak ada agenda yang diumumkan untuk pertemuan itu.

Pertunjukan keramahan yang sangat mencolok itu dinilai tampak seperti misi diplomatik pada saat Taliban mendambakan legitimasi.

Dalam pernyataannya, Wang mengatakan China menghormati kemerdekaan berdaulat Afghanistan, integritas teritorial dan selalu memegang kebijakan untuk tidak mengintervensi urusan internal Afghanistan.

Menurutnya penarikan tergesa-gesa AS dan NATO "mengungkapkan kegagalan kebijakan AS dan menawarkan rakyat Afghanistan kesempatan penting untuk menstabilkan dan mengembangkan negara mereka sendiri."

IBaca juga: Puluhan Warga Afghanistan Diseret dari Rumahnya dan Dieksekusi oleh Taliban

Laporan AP, China memiliki kepentingan dalam mendorong Taliban ke pembicaraan damai atau setidaknya mengurangi tingkat kekerasan, saat mereka melahap wilayah dari pasukan pemerintah Afghanistan.

China dan Afghanistan berbagi perbatasan sempit di Lembah Wakhan yang terpencil. Beijing telah lama khawatir soal kemungkinan limpahan militansi ke wilayah Xinjiang yang sebelumnya bergejolak.

Dalam pertemuan itu Wang mengatakan China berharap Taliban akan “menangani dengan tegas” Gerakan Ekstrimis Turkistan Timur, sebuah kelompok yang diklaim China memimpin desakan kemerdekaan di Xinjiang, tetapi yang diragukan oleh banyak ahli bahkan ada dalam bentuk operasional apa pun.

Wang menegaskan, China berharap Taliban akan mengutamakan kepentingan bangsa dan rakyat dan fokus pada pembicaraan damai, menetapkan tujuan perdamaian, membangun "citra positif" dan bekerja untuk persatuan di antara semua faksi dan kelompok etnis.

“Taliban adalah kekuatan militer dan politik yang penting di Afghanistan dan diharap memainkan peran penting dalam proses perdamaian, rekonsiliasi dan rekonstruksi,” kata Wang.

Baca juga: Dukung Afghanistan Lawan Taliban, AS Janji Terus Lancarkan Serangan Udara

AP melaporkan, penarikan AS dari Afghanistan pada 31 Agustus dipandang sebagai anugerah bagi China, pesaing strategis utama Washington. Pasalnya Beijing telah lama membenci kehadiran pasukan AS di tempat yang dianggapnya sebagai halaman belakang rumahnya sendiri.

Jika Taliban benar-benar menggulingkan pemerintah pusat yang didukung AS, China diyakini akan memperoleh koridor strategis yang memungkinkannya dan sekutu lama Pakistan, memberikan tekanan lebih lanjut terhadap saingan bersama India.

Kunjungan Baradar dilakukan tak lama setelah menteri luar negeri dan kepala intelijen Pakistan melakukan perjalanan ke China.

Pakistan dipandang sebagai kunci perdamaian di Afghanistan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Anak Mahathir Bantah Diselidiki terkait Korupsi di Malaysia

Anak Mahathir Bantah Diselidiki terkait Korupsi di Malaysia

Global
Dramatis, Pilot Melamar Pramugari dalam Penerbangan Polandia

Dramatis, Pilot Melamar Pramugari dalam Penerbangan Polandia

Global
Menhan Rusia Ingin Negara Sekutunya di Asia Tingkatkan Latihan Militer

Menhan Rusia Ingin Negara Sekutunya di Asia Tingkatkan Latihan Militer

Global
Korea Utara Tuduh AS Politisasi Masalah HAM

Korea Utara Tuduh AS Politisasi Masalah HAM

Global
Rangkuman Hari Ke-794 Serangan Rusia ke Ukraina: Warga Latvia Diminta Siapkan Tempat Berlindung | IOC Bicara Rusia dan Israel

Rangkuman Hari Ke-794 Serangan Rusia ke Ukraina: Warga Latvia Diminta Siapkan Tempat Berlindung | IOC Bicara Rusia dan Israel

Global
 Hubungan Sesama Jenis di Irak Dapat Dihukum 15 Tahun Penjara

Hubungan Sesama Jenis di Irak Dapat Dihukum 15 Tahun Penjara

Global
Video Detik-detik Sopir Mobil Gagalkan Penjabretan di Pinggir Jalan, Pepet Motor Pelaku

Video Detik-detik Sopir Mobil Gagalkan Penjabretan di Pinggir Jalan, Pepet Motor Pelaku

Global
Afrika Selatan Peringati 30 Tahun Apartheid, Kemiskinan Masih Jadi Isu Utama

Afrika Selatan Peringati 30 Tahun Apartheid, Kemiskinan Masih Jadi Isu Utama

Global
Polisi Bubarkan Perkemahan dan Tangkap 192 Demonstran Pro-Palestina di 3 Kampus AS

Polisi Bubarkan Perkemahan dan Tangkap 192 Demonstran Pro-Palestina di 3 Kampus AS

Global
[UNIK GLOBAL] Perempuan 60 Tahun Menang Miss Buenos Aires | Diagnosis Penyakit 'Otak Cinta'

[UNIK GLOBAL] Perempuan 60 Tahun Menang Miss Buenos Aires | Diagnosis Penyakit "Otak Cinta"

Global
Hamas Rilis Video 2 Sandera yang Desak Pemerintah Israel Capai Kesepakatan

Hamas Rilis Video 2 Sandera yang Desak Pemerintah Israel Capai Kesepakatan

Global
Hezbollah Tembakkan Peluru Kendali ke Israel

Hezbollah Tembakkan Peluru Kendali ke Israel

Global
Menlu Turkiye Akan Kunjungi Arab Saudi untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Menlu Turkiye Akan Kunjungi Arab Saudi untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Global
Vatikan dan Vietnam Akan Menjalin Hubungan Diplomatik Penuh

Vatikan dan Vietnam Akan Menjalin Hubungan Diplomatik Penuh

Internasional
New York Kembalikan 30 Artefak yang Dijarah ke Indonesia dan Kamboja

New York Kembalikan 30 Artefak yang Dijarah ke Indonesia dan Kamboja

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com