Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Skenario Unik Penggulingan Fidel Castro, dari "Cerutu Meledak" sampai "Perontok Janggut"

Kompas.com - 28/07/2021, 10:15 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

KOMPAS.com - Mantan direktur badan intelijen Kuba mengklaim bahwa ada lebih dari 600 upaya untuk membunuh atau menggoyahkan diktator Kuba Fidel Castro (1926-2016).

Dilansir History Extra, hal ini didukung berbagai penentang rezim, terutama Amerika Serikat, yang sering beroperasi jarak jauh dengan menggunakan gangster atau orang buangan anti-Castro di Kuba.

Beberapa caranya adalah menggunakan talium, untuk membuat janggut Castro yang terkenal rontok.

Bahkan LSD, untuk membuatnya terdengar gila selama siaran radio.

Baca juga: Kekuasaan Fidel Castro dan Adiknya Berakhir, Warga Kuba di AS Gembira

Cara lain yang tak kalah unik adalah memberi
pakaian selam beracun, cerutu meledak, dan perempuan penyamar yang akan merayunya.

Dalam kasus terakhir, Castro mengklaim bahwa sang "femme fatale" sempat mengungkap niatnya.

Castro lantas menawarinya pistol dan menyuruhnya untuk membunuhnya, tapi dia tidak melakukannya.

Ada juga gelombang pasang kerang, yang bisa meledak 40 menit setelah kunjungan Fidel ke pantai.

Ada juga cerita aneh tentang rencana untuk memancarkan gambar holografik Perawan Maria, yang dianggap bisa menginspirasi orang Katolik Kuba untuk menghindari komunisme, meskipun tampaknya belum dicoba.

Baca juga: [Cerita Dunia] Kemenangan Gerilyawan Pimpinan Fidel Castro dalam Revolusi Kuba

Banyak dari plot ini tidak mungkin untuk dibuktikan dengan benar, meskipun tidak ada keraguan bahwa banyak orang menginginkan Castro mati.

"Jika upaya pembunuhan yang selamat adalah acara Olimpiade, saya akan memenangkan medali emas,” ujar mantan direktur ini.

Fidel Castro adalah revolusioner yang memimpin Kuba dari tahun 1959 hingga 2008. Selama memerintah, "El Comandante" berhasil mereformasi pendidikan dan meningkatkan kualitas kesehatan di Kuba.

Tapi, banyak pihak yang menganggap dirinya sebagai "wajah" totalitarianisme kiri di Kuba.

Dirinya diduga melakukan banyak pelanggaran HAM selama memimpin.

Baca juga: Diego Maradona Meninggal, Tanggal Kematiannya Sama Seperti Wafatnya Fidel Castro

Tak lama pasca-revolusi, Castro sempat diwawancarai pembawa acara talkshow ternama AS Ed Sullivan.

Dalam wawancara tersebut, Sullivan menyamakan Castro dengan George Washington.

Dia menyebutnya sebagai "pria muda yang baik."

Para wartawan AS yang mewawancarainya di acara Meet the Press pada 19 April 1959 juga memanggilnya Dr Castro sebagai bentuk pujian.

Itu terjadi sebelum Castro menunjukkan sisi totalitarianisme ekstremnya di Kuba, yang membuatnya jadi target utama dari ratusan skenario penyingkiran.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com