Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS Kirim Puluhan Jet Tempur F-22 ke Pasifik, Hadapi China dengan Sangat Serius

Kompas.com - 27/07/2021, 12:45 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber CNN

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Angkatan Udara Amerika Serikat (AS) mengirim lebih dari dua lusin pesawat tempur siluman F-22 ke sebuah latihan di Pasifik barat bulan ini.

Penyebaran jet-jet kuat yang luar biasa besar ini menurut para analis diyakini untuk mengirimkan pesan yang kuat kepada musuh di China.

Baca juga: Dalam Pembicaraan Tingkat Tinggi, China Tuduh AS Lakukan Penindasan

Angkatan Udara Pasifik AS di Hawaii minggu ini mengatakan sekitar 25 F-22 Raptors dari Hawaii Air National Guard dan dari Pangkalan Gabungan Elmendorf-Richardson, Alaska, akan dikerahkan bulan ini ke pulau Guam dan Tinian untuk Operasi Pacific Iron 2021.

“Kami tidak pernah memiliki Raptor sebanyak ini dikerahkan bersama di wilayah operasi Angkatan Udara Pasifik,” Jenderal Ken Wilsbach, komandan Angkatan Udara Pasifik AS, mengatakan kepada CNN pada Senin (26/7/2021).

F-22 adalah jet tempur generasi kelima, pesawat tempur paling canggih di dunia, menggabungkan teknologi siluman dan menghubungkan sistem sensor on-board dengan sistem informasi off-board.

Teknologi itu memberikan pilot mereka pandangan rinci tentang ruang pertempuran. F-35 AS adalah contoh lain.

“Menyebarkan sejumlah besar F-22 untuk latihan mengirimkan pesan langsung ke China pada saat hubungan tegang di atas titik api Pasifik seperti Taiwan dan Laut China Selatan,” kata Carl Schuster, mantan direktur operasi di Pusat Intelijen Gabungan Komando Pasifik AS.

Pengerahan F-22 dalam misi normal kata dia, terdiri dari enam hingga 12 pesawat.

“Angkatan Udara Pasifik menunjukkan bahwa mereka dapat mengerahkan sebanyak (atau lebih) pesawat generasi kelima ke kawasan itu dalam waktu singkat daripada yang dimiliki (China) saat ini di seluruh inventarisnya,” tambah Schuster yang juga seorang analis pertahanan yang berbasis di Hawaii.

Baca juga: Jet Tempur Rusia Cegat Pesawat Mata-mata AS Saat Latihan Militer Besar-besaran di Pasifik

Antisipasi perang

Angkatan udara China memiliki sekitar 20 hingga 24 pesawat tempur generasi kelima yang beroperasi, kata Schuster. Tetapi dia mencatat kemampuan Beijing meningkat dengan cepat.

Angkatan Udara AS memiliki sekitar 180 F-22 dalam armadanya, tapi hanya sekitar setengahnya yang mampu menjalankan misi pada satu waktu. Ini karena persyaratan pemeliharaan, menurut statistik Angkatan Udara.

Jadi AS akan mengirimkan sekitar 25 persen misi F-22 ke latihan Pacific Iron.

Karena kemampuannya menghindari deteksi radar, F-22 diharapkan menjadi salah satu senjata pertama yang digunakan dalam konflik apa pun. Janis ini bertugas menghancurkan pertahanan udara musuh dalam misi lainnya.

"AS secara aktif mempraktikkan pengerahan yang akan dilakukan jika ada krisis besar atau perang. AS menanggapi China dengan sangat serius dan sedang mengembangkan postur kekuatannya dan melatih pasukannya untuk dapat dengan cepat berpindah posisi," kata Peter Layton, mantan perwira angkatan udara Australia yang sekarang menjadi analis di Griffith Asia Institute.

Untuk Operasi Pacific Iron 2021, ada 10 pesawat tempur F-15 Strike Eagle dari Pangkalan Angkatan Udara Mountain Home di Idaho dan dua pesawat angkut C-130J Hercules dari Pangkalan Udara Yokota di Jepang akan bergabung dengan F-22 untuk mengisi armada udara.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Global
143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

Global
AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

Global
Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com