Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korea Utara dan Korea Selatan Sepakat Pulihkan Komunikasi Setelah Setahun

Kompas.com - 27/07/2021, 12:33 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber BBC

SEOUL, KOMPAS.com - Korea Utara dan Korea Selatan mengumumkan pemulihan jalur komunikasi khusus setelah setahun lalu diputus sepihak oleh Pyongyang.

Berdasarkan keterangan kantor kepresidenan Korsel, dua Korea sepakat untuk memulihkan kepercayaan dan meningkatkan relasi bilateral.

Cheong Wa Dai atau Gedung Biru, julukan kantor kepresidenan Korsel mengungkapkan, Presiden Moon Jae-in dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un saling bertukar surat sejak April.

Baca juga: Korea Utara Ledakkan Kantor Penghubung dengan Korea Selatan di Kaesong

Pada Juni 2020, Pyongyang memutus jalur komunikasi khusus (hotline) menyusul buruknya hubungan dua negara itu.

Tak lama kemudian, Korea Utara menghancurkan gedung penghubung di Kaesong, yang awalnya dibangun sebagai jembatan komunikasi keduanya.

Kabar pemulihan hotline tersebut juga diumumkan oleh KCNA, kantor berita pemerintah Korut, dikutip BBC Selasa (27/7/2021).

"Berdasarkan kesepakatan pimpinan tertinggi, pemerintah Utara dan Selatan mengambil tindakan mengoperasikan lagi kantor penghubung pada 27 Juli pukul 10.00," ulas KCNA.

KCNA melansir, pemulihan hotline itu merupakan bentuk komitmen dari Moon dan Kim Jong Un untuk berekonsiliasi.

Kementerian Unifikasi Korea Selatan menyatakan, perwakilan dari dua Korea berdialog lewat jalur itu selama tiga menit.

Baca juga: Staf KBRI Pyongyang Ramai-ramai Tinggalkan Korea Utara lewat China, Ada Apa?

Seoul menerangkan, telepon kedua akan digelar pada Selasa sore waktu setempat, dengan komunikasi terjadi setiap hari.

"Kami senang bisa berbicara lagi setelah setahun lamanya. Kami berharap, kabar ini membawa angin segar bagi rakyat Korea," jelas kementerian.

Hubungan dua Korea, yang secara teknis masih berperang, mencair sejak Kim membuka pintu dialog pada pidato Tahun Baru 2018.

Diplomasi pun digelar, dengan puncaknya Presiden Moon Jae-in dan Kim bertemu sebanyak tiga kali sepanjang 2018.

Tetapi, hubungan dua Korea mulai memanas setelah Kim gagal berdialog dengan Presiden AS Donald Trump pada Februari 2019 di Vietnam.

Baca juga: Korea Utara Dilanda Cuaca Panas hingga 35 Celcius, Peringatan Bahaya Dikeluarkan

Tensi pun makin meninggi, ditambah aksi segerombolan pembelot Korut yang menyebarkan pesan propaganda dari perbatasan.

Pyongyang yang geram memutuskan memutus segala jalur politik militer, termasuk hotline yang dipakai dua negara.

Moon terus menyerukan supaya pemerintahan Kim bersedia memperbaiki jalurnya, dalam rangka denuklirisasi Semenanjung Korea.

Korea Utara dan Korea Selatan masih berperang karena Perang Korea berakhir dengan gencatan senjata pada 1953, bukan perjanjian damai.

Baca juga: Pakai Bahasa Gaul Korea Selatan di Korea Utara Kini Bisa Dihukum Penjara hingga Eksekusi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber BBC
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Hezbollah Klaim Luncurkan Drone ke 2 Pangkalan Israel

Hezbollah Klaim Luncurkan Drone ke 2 Pangkalan Israel

Global
Ukraina Akan Panggil Warganya di Luar Negeri

Ukraina Akan Panggil Warganya di Luar Negeri

Global
Viral Insiden Berebut Kursi dalam Kereta, Wanita Ini Tak Segan Duduki Penumpang Lain

Viral Insiden Berebut Kursi dalam Kereta, Wanita Ini Tak Segan Duduki Penumpang Lain

Global
7 Tahun Dikira Jantan, Kuda Nil di Jepang Ini Ternyata Betina

7 Tahun Dikira Jantan, Kuda Nil di Jepang Ini Ternyata Betina

Global
Perusahaan Asuransi AS Ungkap Pencurian Data Kesehatan Pribadi Warga AS dalam Jumlah Besar

Perusahaan Asuransi AS Ungkap Pencurian Data Kesehatan Pribadi Warga AS dalam Jumlah Besar

Global
China Kecam AS karena Tuduh Beijing Pasok Komponen ke Rusia untuk Perang di Ukraina

China Kecam AS karena Tuduh Beijing Pasok Komponen ke Rusia untuk Perang di Ukraina

Global
Serangan Udara Rusia di Odessa Ukraina Lukai 9 Orang Termasuk 4 Anak

Serangan Udara Rusia di Odessa Ukraina Lukai 9 Orang Termasuk 4 Anak

Global
AS Klaim Tak Terapkan Standar Ganda soal Israel dan HAM, Apa Dalihnya?

AS Klaim Tak Terapkan Standar Ganda soal Israel dan HAM, Apa Dalihnya?

Global
Kecelakaan 2 Helikopter Malaysia Jatuh Terjadi Usai Rotornya Bersenggolan

Kecelakaan 2 Helikopter Malaysia Jatuh Terjadi Usai Rotornya Bersenggolan

Global
Kata Raja dan PM Malaysia soal Tabrakan 2 Helikopter Angkatan Laut yang Tewaskan 10 Orang

Kata Raja dan PM Malaysia soal Tabrakan 2 Helikopter Angkatan Laut yang Tewaskan 10 Orang

Global
Arab Saudi Jadi Ketua Komisi Perempuan, Picu Kecaman Pegiat HAM

Arab Saudi Jadi Ketua Komisi Perempuan, Picu Kecaman Pegiat HAM

Global
Malaysia Minta Video Tabrakan 2 Helikopter Angkatan Laut Tak Disebarluaskan

Malaysia Minta Video Tabrakan 2 Helikopter Angkatan Laut Tak Disebarluaskan

Global
Puluhan Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Ditangkap di Kampus-kampus AS

Puluhan Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Ditangkap di Kampus-kampus AS

Global
Rangkuman Hari Ke-789 Serangan Rusia ke Ukraina: Situasi Garis Depan Ukraina | Perjanjian Keamanan

Rangkuman Hari Ke-789 Serangan Rusia ke Ukraina: Situasi Garis Depan Ukraina | Perjanjian Keamanan

Global
Secara Ekonomi, Cukup Kuatkah Iran Menghadapi Perang dengan Israel?

Secara Ekonomi, Cukup Kuatkah Iran Menghadapi Perang dengan Israel?

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com