Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

22 Napi Tewas dalam Kerusuhan di Penjara, Ekuador Umumkan Kondisi Darurat

Kompas.com - 23/07/2021, 11:05 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

QUITO, KOMPAS.com - Pemerintah Ekuador mengumumkan kondisi darurat buntut kerusuhan di penjara yang menewaskan 22 narapidana.

Presiden Guillermo Lasso memerintahkan agar "semua sumber daya manusia dan ekonomi" dikerahkan untuk memadamkan kericuhan.

Lasso menyatakan, militer akan bertanggung jawab di gerbang penjara, sementara polisi akan menangani bagian dalam.

Baca juga: Kerusuhan di Penjara Sri Lanka akibat Narapidana Coba Kabur, 8 Orang Tewas

Sampai saat ini, penanganan di lembaga pemasyarakatan dibebankan kepada warga sipil yang dilatih menjadi sipir.

Pengelola tahanan menerangkan, mereka sudah membatalkan kegiatan yang bisa membahayakan napi maupun sipir.

Dilansir AFP Kamis (22/7/2021), kunjungan kepada kerabat di sejumlah penjara Ekuador juga dibatalkan.

Media setempat melaporkan, kerusuhan terjadi di dua penjara. Satu di Guayas, dan kericuhan lainnya di Cotopaxi.

Selain 22 orang tewas, kerusuhan itu menyebabkan 57 korban luka, dengan delapan di antaranya polisi.

Sebanyak 14 narapidana terbunuh di Cotopaxi, dan lima penegak hukum terluka, demikian keterangan Menteri Alexandra Vela.

Baca juga: 79 Napi Tewas dalam Kerusuhan Penjara Ekuador, Korban Dipenggal dan Dimutilasi

Sementara di Guayas, lima tahanan tewas dengan tiga polisi yang berusaha memadamkan kerusuhan terluka.

Vela mengatakan, di tengah kerusuhan seorang polisi perempuan dilaporkan diperkosa oleh pelaku.

Dua penjara tersebut juga menjadi lokasi kericuhan pada Februari lalu, dengan 79 orang disebut tewas akibat pertikaian dua geng kriminal.

Dalam kericuhan itu, para korban dipenggal dan mayat mereka dibakar, mengejutkan publik negara di Amerika Latin tersebut.

Baca juga: Sri Lanka Bebaskan Tahanan Usai Kerusuhan Penjara Mematikan akibat Covid-19

Penjara yang penuh sesak

Gubernur Cotopaxi Oswaldo Coronel mengungkapkan, para pelaku menggunakan bom hingga senjata berkaliber tinggi dalam kerusuhan tersebut.

Kekacauan it dimanfaatkan napi lain untuk kabur pada dini hari waktu setempat. Polisi mengatakan mereka sudah menangkap 78 di antaranya.

Sistem penjara di Ekuador mempunyai 60 fasilitas yang menampung sekitar 29.000 narapidana. Namun saat ini sudah penuh sesak dan kekurangan staf.

Pakar menjelaskan, saat ini terdapat 38.000 tahanan yang diawasi 1.500 sipir, berkurang dari sebelumnya 2.500 personel.

Pendahulu Lasso, Lenin Moreno sempat emngumumkan kondisi darurat pada 2020, setelah terjadi kericuhan yang membunuh 103 napi.

Baca juga: Kerusuhan di Penjara Venezuela Pecah, 47 Orang Tewas

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Global
PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

Global
Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Global
Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Global
Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Global
AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

Global
[POPULER GLOBAL] Miss Buenos Aires 60 Tahun tapi Terlihat Sangat Muda | Ukraina Mulai Pakai Rudal Balistik

[POPULER GLOBAL] Miss Buenos Aires 60 Tahun tapi Terlihat Sangat Muda | Ukraina Mulai Pakai Rudal Balistik

Global
Putin Berencana Kunjungi China pada Mei 2024

Putin Berencana Kunjungi China pada Mei 2024

Global
Eks PM Malaysia Mahathir Diselidiki Terkait Dugaan Korupsi 2 Anaknya

Eks PM Malaysia Mahathir Diselidiki Terkait Dugaan Korupsi 2 Anaknya

Global
TikTok Mungkin Segera Dilarang di AS, India Sudah Melakukannya 4 Tahun Lalu

TikTok Mungkin Segera Dilarang di AS, India Sudah Melakukannya 4 Tahun Lalu

Global
Suhu Panas Tinggi, Murid-murid di Filipina Kembali Belajar di Rumah

Suhu Panas Tinggi, Murid-murid di Filipina Kembali Belajar di Rumah

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com