Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dituduh Retas Microsoft, China Beri Bantahan

Kompas.com - 20/07/2021, 15:34 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber BBC

BEIJING, KOMPAS.com - China melontarkan bantahan setelah dituding melakukan peretasan terhadap raksasa teknologi AS, Microsoft.

Sekelompok negara Barat menuding Beijing melakukan serangan siber yang menyasar Microsoft Exchange, platform email yang dipakai perusahaan seluruh dunia.

Pernyataan gabungan itu menuduh Kementerian Keamanan Negara China (MSS) sudah mengancam stabilitas dan keamanan dunia.

Baca juga: Hindari Lockdown, Pegawai Microsoft Sempat Harus Tidur di Pusat Data

Pada Senin (19/7/2021), Selandia Baru bergabung dengan menyalahkan Beijing untuk aktivitas siber berbahaya.

Kedutaan Besar China di Wellington merespons dengan menyebut tudingan itu tak berdasar dan tak bertanggung jawab.

"Pemerintah China adalah pembela terdepan keamanan siber," jelas kedutaan dalam pernyataan resminya.

"Membuat tuduhan (tanpa disertai bukti) sangatlah berbahaya," lanjut mereka dilansir BBC Selasa (20/7/2021).

Kedutaan Besar China di Australia ikut berkomentar dengan menuding justru AS yang menjadi "garda terdepan serangan siber".

Karena peretasan terhadap Microsoft tersebut, sekitar 30.000 organisasi di seluruh dunia terdampak.

Baca juga: Kata Kunci Tank Man Tak Muncul di Bing, Ini Tanggapan Microsoft

Raksasa teknologi yang didirikan Bill Gates itu menyalahkan aktor bentukan "Negeri Panda" karena sudah mengeksploitasi kelemahan Exchange.

Dengan sukses meretas sistem tersebut, si peretas disebut bisa mengendalikan dan mengakses semua email perusahaan.

Menurut Pusat Ancaman Intelijen Microsoft, grup itu diidentifikasi sebagai Hafnium yang didukung oleh Beijing.

Sumber keamanan Barat yakin, Hafnium mendapat informasi bahwa Microsoft bermaksud menambal kerentanan pada sistem mereka.

Jadi, para pelaku membagikannya kepada kelompok lain yang berbasis di China untuk memaksimalkannya.

Baca juga: Rusia Tantang Microsoft Buktikan Tuduhan Keterlibatannya dalam Serangan Siber yang Menjangkau 24 Negara

Presiden Joe Biden dalam konferensi pers berkata, "Negeri Panda" mungkin tidak melakukan serangan itu secara langsung.

Tetapi, Biden menuduh Beijing sudah melindungi pelakunya, bahkan memberikan modal sehingga mereka leluasa beraksi.

Kementerian Kehakiman AS juga mengumumkan jerat pidana bagi empat peretas yang berasal dari MSS.

Para peretas itu dituding menyasar pemerintahan asing dan entitas kunci di puluhan negara.

Baca juga: E-mail Kemenkeu AS dan NTIA Dijebol Hacker lewat Microsoft Office

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok Sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok Sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia Demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia Demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

Global
Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Global
Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com