Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Video Dahsyatnya Banjir Eropa: Mobil Hanyut, 183 Orang Tewas, Ribuan Hilang

Kompas.com - 18/07/2021, 15:25 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

ERFSTADT, KOMPAS.com - Banjir Eropa barat yang menerjang Jerman, Belgia, dan Belanda sangat parah, sampai menghanyutkan mobil, merusak bangunan, dan menewaskan ratusan orang.

Hingga Minggu (18/7/2021) setidaknya 183 orang tewas akibat banjir Jerman dan Belgia. Jumlah korban dikhawatirkan masih terus bertambah.

Di Jerman barat sendiri korban tewas mencapai 143 orang.

Baca juga: UPDATE: Korban Tewas Banjir Jerman dan Belgia Capai 170 Orang

Banjir Eropa juga melanda Salzburg, kota di Austria yang berbatasan dengan Jerman, sampai membuat penghuni sejumlah bangunan harus dievakuasi.

Melansir Sky News pada Sabtu (17/7/2021), bendungan dekat Cologne di region Rhine-Westphalia Utara, Jerman, rusak akibat tekanan besar pada struktur bangunan dari debit air yang terus meningkat

Warga setempat akhirnya dievakuasi karena ada kemungkinan bendungan bakal hancur.

Petugas juga memperingatkan tentang ancaman kabel putus di jalan, dan meminta warga yang hanya menonton untuk menyingkir.

Menteri region Rhine-Westphalia Utara Armin Laschet mengungkapkan, banyak orang hendak membantu upaya penyelamatan.

"Saya ingin berterima kasih kepada mereka yang menjadi relawan. Jerman akan berbuat sekuat mungkin untuk mengoordinasikan pendanaan secepatnya," janjinya.

Hujan deras yang turun, sungai Ahr secara dramatis meluap ke tepian pada malam sebelumnya, rumah-rumah yang rusak terlihat di sungai Ahr di Insul, Jerman barat, Kamis, 15 Juli 2021, AP PHOTO/MICHAEL PROBST Hujan deras yang turun, sungai Ahr secara dramatis meluap ke tepian pada malam sebelumnya, rumah-rumah yang rusak terlihat di sungai Ahr di Insul, Jerman barat, Kamis, 15 Juli 2021,
Gubernur Rhineland-Palatinate Malu Dreyer menyalahkan perubahan iklim sebagai penyebab banjir besar yang menerpa mereka.

Apalagi berdasarkan keterangan pakar meteorologi, daerah barat Eropa menerima hujan setara dua bulan hanya dalam dua hari.

Baca juga: Agar Terhindar dari Banjir, Begini Persiapan yang Dilakukan Swiss

"Perubahan iklim bukan lagi isu abstrak. Kita mengalaminya secara menyakitkan," ujar Dreyer seraya menyerukan percepatan penanganan.

Rumah-rumah dan mobil-mobil di lembah Ahr, distrik Walporzheim, Jerman, hancur akibat banjir Eropa pada Sabtu (17/7/2021). Hujan deras selama berhari-hari di Eropa Barat membuat air sungai meluap ke jalan, dan arus derasnya menghanyutkan mobil, merusak bangunan, hingga membuat warga terjebak.DPA/THOMAS FREY via AP Rumah-rumah dan mobil-mobil di lembah Ahr, distrik Walporzheim, Jerman, hancur akibat banjir Eropa pada Sabtu (17/7/2021). Hujan deras selama berhari-hari di Eropa Barat membuat air sungai meluap ke jalan, dan arus derasnya menghanyutkan mobil, merusak bangunan, hingga membuat warga terjebak.
Sementara itu di Erfstadt sebagian kota terblokir selama berhari-hari dan ada lubang besar yang menganga.

Sekitar 15.000 polisi, tentara dan pekerja layanan darurat dikerahkan di Jerman untuk melakukan pencarian dan penyelamatan.

Pejabat di distrik Ahrweiler Jerman barat mengatakan sekitar 1.300 orang belum ditemukan.

Halaman:

Terkini Lainnya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Global
PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com