Bagaimana asal muasal kluster baru Covid-19 menyebar dari karaoke di Singapura? Baca berita selengkapnya di sini.
Baca juga: Dukung Indonesia Perangi Covid-19, Singapura Kirim Paket Bantuan
Berita mengenai Arab Saudi yang mengevakuasi seorang warganya yang terinfeksi Covid-19 di Indonesia menjadi berita yang paling banyak dibaca di kanal Global.
Sementara itu di Filipina, seorang pria mengaku kebal dari bisa ular namun tewas saat mencium kobra.
Baca rangkumkan berita internasional terpopuler internasional dari Kompas.com edisi Kamis (17/7/2021) hingga Jumat (17/7/2021) di sini.
Baca juga: Daftar 10 Negara yang Larang Kedatangan dari Indonesia, Beberapa Evakuasi Warganya
Hanya berselang empat hari setelah dapat bersantap maksimal lima orang, warga Singapura kembali harus bersantap maksimal dua orang mulai 19 Juni hingga 8 Agustus mendatang.
Perubahan kebijakan mendadak ini diumumkan gugus tugas Covid-19 Singapura, Jumat sore (16/7/2021) setelah melonjaknya kembali kasus infeksi lokal Covid-19 yang kali ini berasal dari gerai karaoke plus-plus atau KTV.
Sampai Jumat (16/7/2021), 120 orang tercatat telah terjangkit virus corona dari klaster karaoke.
Gerai karaoke, atau kerap disebut KTV banyak ditemukan di seantero Singapura. Tentunya seperti namanya, pengunjung biasanya mengunjungi gerai-gerai karaoke ini untuk bernyanyi bersama anggota keluarga, kolega kantor, dan teman-teman.
Namun, sudah menjadi rahasia umum bahwa gerai-gerai karaoke ini juga menjadi sarang bagi pekerja seks komersial (PSK) untuk menjajakan dirinya.
Baca berita selengkapnya di sini.
Baca juga: 7 Alasan Singapura Berani Hidup Bersama Covid-19, Tidak Semua Negara Bisa Tiru
Pemerintah Afrika Selatan berencana mengerahkan 25.000 tentara saat kerusuhan dan penjarahan terus berlangsung dan makin meluas.
Melansir BBC, Rabu (15/7/2021), pengerahan tentara tersebut akan menjadi pengerahan militer di negara tersebut sejak berakhirnya apartheid.
Dalam kerusuhan dan penjarahan terburuk selama beberapa tahun terakhir tersebut, setidaknya 117 orang tewas dan lebih dari 2.000 orang ditangkap.
Ratusan toko dan bisnis telah dijarah. Pemerintah mengatakan, kini mereka bertindak untuk mencegah krisi bahan makanan.
Untuk mencegah properti mereka dari amukan massa, para warga mempersenjatai diri dan membentuk kelompok pertahanan swadaya.