Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Tahun Kudeta Gagal Turki, Sejumlah Warga Masih Merasakan Duka

Kompas.com - 16/07/2021, 17:48 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber Al Jazeera

ISTANBUL, KOMPAS.com - Memasuki tahun kelima pasca-upaya kudeta berdarah Turki pada 2016 yang gagal, beberapa warga masih merasakan duka mendalam.

Hal ini salah satunya dirasakan Nihal Olcok, yang putra dan mantan suaminya dibunuh tentara di Jembatan Bosphorus.

Hari itu adalah hari berkabung, yang selamanya terekam dalam ingatannya.

Dengan kemarahan, Olcok merasa apa yang terjadi bertahun-tahun lalu sebagai kegagalan dalam membasmi semua orang yang terkait dengan kelompok yang melakukan kudeta.

Baca juga: 73 Pilot Militer Ditahan atas Dugaan Terkait Kudeta Gagal

“Tentu saja, ingatan tentang hal ini telah mereda,” ujarnya pada Al Jazeera.

“Sekarang, kami hanya merasakan emosi," tambahnya.

Putranya, Abdullah Tayyip Olcok dan ayahnya, Erol Olcok, termasuk di antara 34 orang yang tewas di penyeberangan Bosphorus, sejak berganti nama menjadi Jembatan Martir pada 15 Juli 2016.

Ini terjadi ketika ribuan orang Turki bergegas ke jalan untuk menghadapi pasukan dan tank yang dimobilisasi komplotan kudeta.

Baca juga: Pasca-kudeta, Turki Kartu Merah Puluhan Wasit Sepak Bola

Dalam kudeta gagal ini, total 251 jiwa tewas dan lebih dari 2.200 terluka melawan unit militer pemberontak.

Sementara, 36 anggota militer yang terlibat dalam upaya penggulingan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dinyatakan tewas.

Keluarga Olcok, dikenal dekat dengan Erdogan.
Eksekutif periklanan Erol telah bekerja sebagai penasihatnya sejak pertengahan 1990-an.

Erdogan bahkan meneteskan air mata di pemakaman ayah dan anak itu, dua hari setelah upaya kudeta gagal.

Tanggal gagalnya kudeta ini, saat ini ditandai sebaga Hari Demokrasi dan Persatuan Nasional 15 Juli, dan jadi libur umum di Turki.

Tapi bagi Olcok, tanggal ini punya makna mendalam.

“Bagi saya, 15 Juli bukan hari untuk dirayakan, ini hari berkabung, bukan perayaan,” kata Olcok, yang saat ini berusia 43 tahun.

Baca juga: Ketua MPR Kecam Kudeta Turki

Sejauh ini, Erdogan sudah menangkap hampir 300.000 orang yang diduga terkait dengan gerakan Fethullah Gulen, yang diberi label Organisasi Teror Fethullah atau FETO.

Sekitar 150.000 pejabat publik telah diskors atau diberhentikan dari pekerjaan mereka. Turki, menuduh sosok Gulen sebagai dalang upaya kudeta.

Gulen, pemimpin Muslim yang tinggal di AS sejak 1999, membantah klaim tersebut.

Penangkapan massal pun masih sering terjadi. Baru-baru ini, jaksa di kota barat Izmir mengeluarkan surat perintah terhadap 229 tentara dan taruna militer.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Jaksa Agung Peru Tuduh Presiden Terima Suap Berupa Jam Tangan

Jaksa Agung Peru Tuduh Presiden Terima Suap Berupa Jam Tangan

Global
Rangkuman Hari Ke-824 Serangan Rusia ke Ukraina: Terkait Pembicaraan Damai | Serangan Rusia, 3 Tewas

Rangkuman Hari Ke-824 Serangan Rusia ke Ukraina: Terkait Pembicaraan Damai | Serangan Rusia, 3 Tewas

Global
Korsel Rilis Video Peluncuran Satelit Korut yang Gagal karena Meledak

Korsel Rilis Video Peluncuran Satelit Korut yang Gagal karena Meledak

Global
PBB: Kecil Kemungkinan Korban Longsor Papua Nugini Selamat

PBB: Kecil Kemungkinan Korban Longsor Papua Nugini Selamat

Global
Peringatan Besar Hezbollah untuk Israel: Tunggu Kejutan dari Kami

Peringatan Besar Hezbollah untuk Israel: Tunggu Kejutan dari Kami

Global
Serangan Israel Bakar Hidup-hidup Pengungsi Rafah, Saksi Mata Gambarkan Kengerian

Serangan Israel Bakar Hidup-hidup Pengungsi Rafah, Saksi Mata Gambarkan Kengerian

Global
Presiden Ukraina Desak Sekutu agar Rusia Lakukan Perundingan Damai

Presiden Ukraina Desak Sekutu agar Rusia Lakukan Perundingan Damai

Global
Khawatir Terjadi Longsor Susulan di Papua Nugini, 7.900 Orang Dievakuasi

Khawatir Terjadi Longsor Susulan di Papua Nugini, 7.900 Orang Dievakuasi

Global
Para Pembelot Korea Utara Sulit Cari Pekerjaan dan Terancam Dipulangkan

Para Pembelot Korea Utara Sulit Cari Pekerjaan dan Terancam Dipulangkan

Internasional
Ini Kritik Keras dari Berbagai Negara Imbas Serangan Israel ke Rafah

Ini Kritik Keras dari Berbagai Negara Imbas Serangan Israel ke Rafah

Global
4 Fakta Seputar Bencana Tanah Longsor di Papua Nugini

4 Fakta Seputar Bencana Tanah Longsor di Papua Nugini

Global
PM Israel: Serangan di Kamp Rafah Tak Dimaksud Timbulkan Korban Sipil

PM Israel: Serangan di Kamp Rafah Tak Dimaksud Timbulkan Korban Sipil

Global
[POPULER GLOBAL] Eropa Kecam Serangan Israel | Desa di Ukraina Direbut Rusia

[POPULER GLOBAL] Eropa Kecam Serangan Israel | Desa di Ukraina Direbut Rusia

Global
Rusia Akan Hapus Taliban dari Daftar Organisasi Teroris

Rusia Akan Hapus Taliban dari Daftar Organisasi Teroris

Global
Negara-negara Eropa Kecam Serangan Israel ke Rafah yang Bakar Hidup-hidup Pengungsi di Tenda

Negara-negara Eropa Kecam Serangan Israel ke Rafah yang Bakar Hidup-hidup Pengungsi di Tenda

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com