PYONGYANG, KOMPAS.com – Korea Utara menolak bantuan kemanusiaan yang disalurkan Amerika Serikat (AS) dan menyebutnya sebagai skema politik jahat.
Tudingan tersebut diungkapkan seorang peneliti bernama Kang Hyon Chol dan dirilis Kementerian Luar Negeri Korea Utara melalui situs resminya.
Dalam rilis tersebut, Kang disebut sebagai peneliti senior Asosiasi untuk Promosi Pertukaran Ekonomi dan Teknologi Internasional yan berafiliasi dengan Kementerian Luar Negeri Korea Utara.
Baca juga: Paus Fransiskus Berencana Mengunjungi Korea Utara
Kang menuliskan serangkaian contoh dari sejumlah negara di dunia yang mendapat bantuan dari “Negeri Paman Sam” sebagaimana dilansir Reuters.
Menurutnya, contoh-contoh itu menyoroti praktik AS yang berkaitan antara bantuan dengan tujuan kebijakan luar negeri Washington atau penekanan pada masalah hak asasi manusia.
"Ini jelas mengungkapkan bahwa niat tersembunyi AS untuk menghubungkan 'bantuan kemanusiaan' dengan 'masalah hak asasi manusia' adalah untuk melegitimasi tekanan mereka pada negara-negara berdaulat dan mencapai skema politik jahat mereka," tulis Kang.
Di antara contoh yang dia sebutkan adalah menurunnya bantuan AS kepada pemerintah di Afghanistan.
Baca juga: Korea Utara Tolak Vaksin Covid-19 dari AstraZeneca, Ini Alasannya
Di negara tersebut, AS akan menarik seluruh pasukannya secara penuh dalam beberapa pekan mendatang.
"Dalam praktik sebenarnya, banyak negara telah mengalami rasa pahit sebagai akibat dari menggantungkan banyak harapan pada 'bantuan' dan 'bantuan kemanusiaan' AS," imbuh Kang.
Di sisi lain, para pejabat AS menyatakan bahwa mereka mendukung penyaluran bantuan kemanusiaan ke Korea Utara. Namun, upaya tersebut tidak ada yang terealisasi.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.