BERLIN, KOMPAS.com - Ratusan wanita dan pria topless berunjuk rasa turun ke jalan-jalan Berlin pada Sabtu (10/7/2021), untuk menuntut kesetaraan gender.
Unjuk rasa para wanita dan pria bertelanjang dada ini dimulai di Mariannenplatz Berlin pada tengah hari pada Sabtu.
Aksi itu dipicu karena seorang ibu asal Perancis, Gabrielle Lebreton yang berjemur tanpa mengenakan baju ditegur dan diusir dari taman air Berlin oleh polisi, pada akhir Juni.
Baca juga: Terjun ke Politik, Model OnlyFans Ini Janjikan Operasi Memperbesar Payudara
Lebreton awalnya ditegur, kemudian diusir oleh petugas keamanan di Taman Treptower Berlin karena menolak mengenakan bajunya saat berjemur, seperti yang dilansir dari Daily Mail pada Sabtu (10/7/2021).
Menurut media lokal, dia dan seorang temannya dengan 2 anak bermain di taman renang, dan Gabrielle mengenakan pakaian renang tanpa atasan.
Ketika diminta oleh penjaga untuk menutupi payudaranya, dia berulang kali mempertanyakan mengapa dia harus melakukan itu.
Dia menolak untuk mengenakan atasannya, dengan alasan bahwa pria dapat berjemur dengan bebas di taman tanpa atasan.
Baca juga: UNIK GLOBAL: Korut Lawan Covid-19 dengan Buru Merpati | Pemerasan dengan Silikon Payudara
Para pria menutupi diri mereka dengan bra, sementara para wanita bertelanjang dada bersepeda melalui kota membawa tulisan, seperti "Bebaskan Payudara" dan "Tubuhku, pilihanku" yang terpampang di tubuh mereka atau dipapan yang mereka bawa.
Kelompok itu menyebut diri mereka adalah Hedonist International. Di situs web mereka, menunjukkan tuntutan kesetaraan dan menggambarkan semua puting sebagai keindahan.
Aturan berpakaiannya untuk wanita adalah benar-benar topless dan tubuh dicat.
Sementara pria "yang ikut bersolidaritas" dianjurkan menggunakan bra, bikini, atau semacamnya.
Baca juga: Payudara Tak Sengaja Terlihat, Gadis Ini Tewas Disiksa Pacarnya
Dalam hukum Jerman, telanjang sebagian tidak dilarang, dengan seseorang dapat menerapkan batasan tertentu untuk area tertentu pada tubuh mereka.
Gabrielle mengatakan kepada Berlin Zeitung bahwa ia diusir oleh petugas polisi, yang "menarik perhatian tentang perlakuan ketidaksetaraan antara pria dan wanita". Sehingga, mengorganisir pertemuan "kesetaraan payudara untuk semua".
Dia berkata, "Insiden misoginis di kolam di Planterwald pada Minggu, 21 Juni, berperan sebagai batu loncatan untuk tujuan ini."
Baca juga: Menolak Bayar Operasi Pembesaran Payudara, Pria Ini Ditembak Mantan Pacar
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.