Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Situasi Makin Panas, Ibu Kota Afghanistan Dipasangi Pertahanan Udara Baru

Kompas.com - 11/07/2021, 18:28 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KABUL, KOMPAS.com – Pemerintah Afghanistan memasang sistem pertahanan udara baru di ibu kotanya, Kabul, untuk mengadang serangan roket dan rudal.

Kabar tersebut disampaikan Kementerian Dalam Negeri Afghanistan pada Minggu (11/7/2021) sebagaimana dilansir Anadolu Agency.

"Ini adalah sistem yang paling banyak digunakan di dunia untuk memukul mundur roket dan rudal," kata Kementerian Dalam Negeri Afghanistan.

Baca juga: Australia Umumkan Pasukan Terakhirnya Ditarik dari Afghanistan

Kementerian tersebut menegaskan bahwa pasukan keamanan Afghanistan siap membela rakyat dan wilayah mereka apa pun taruhannya.

Dikelilingi oleh pegunungan berbatu yang tinggi, Kabul merupakan wilayah terkurung dan rentan terhadap serangan roket sepanjang sejarah era modern.

Pada 21 November 2020, sejumlah roket dan ledakan bom mengguncang Kabul. Insiden tersebut menewaskan sedikitnya delapan orang dan melukai lebih dari 30 orang.

Sebelum serangan itu, belasan roket menghantam kompleks diplomatik yang dijaga ketat selama perayaan Hari Kemerdekaan.

Baca juga: Taliban Makin Kuat di Afghanistan, India Pulangkan Pejabat Konsulat

Menurut Kementerian Dalam Negeri Afghanistan, setidaknya 10 orang terluka akibat 14 roket yang ditembakkan dari dua mobil kala itu.

Pada Maret 2020, serangan roket juga menghujam kota tersebut dan mengganggu upacara pengambilan sumpah Presiden Afghanistan Ashraf Ghani.

Di sisi lain, Kementerian Dalam Negeri Afghanistan mengeklaim telah melumpuhkan 18 milisi Taliban baru-baru ini.

Baca juga: Australia Siap Terjunkan Pasukan ke Afghanistan, Berdalih Cegah Terorisme

Ke-18 milisi tersebut tewas dalam sebuah serangan gabungan yang dilancarkan oleh angkatan bersenjata Afghanistan di provinsi Ghazni.

Pertempuran sengit antara tentara Afghanistan dan Taliban masih berlanjut di setelah pasukan asing, terutama pasukan AS, pulang ke negaranya masing-masing.

Presiden AS Joe Biden mengatakan bahwa misi militer “Negeri Paman Sam” di Afghanistan akan berakhir pada 31 Agustus.

Baca juga: Taliban Kuasai 85 Persen Wilayah, Krisis Kemanusiaan Afghanistan Berpotensi Muncul

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com