Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Juli dalam Sejarah: Perang Saudara Nigeria Dimulai, Jutaan Tewas

Kompas.com - 06/07/2021, 16:42 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber History

 KOMPAS.com - 6 Juli 1967, pasca-lepas dari penjajahan Inggris, Nigeria mengalami salah satu tragedi paling tragis sepanjang negara itu berdiri.

Negeri kaya minyak ini harus mengalami Perang Saudara besar-besaran, yang dipicu pembantaian Suku Igbo oleh Suku Hausa.

Dua suku ini memang tinggal di kawasan Nigeria. Hausa yang akhirnya menguasai wilayah barat, membuat orang Iglo harus mengungsi ke wilayah timur.

Baca juga: Perang Saudara Amerika: Penyebab, Jalannya Pertempuran, dan Dampak

Letnan Kolonel Odumegwu Ojukwu dan sejumlah perwakilan di luar suku Igbo pun mendirikan Republik Biafra pada 30 Mei 1967.

Dilansir History, republik baru ini terdiri dari sejumlah negara bagian di Nigeria, terutama di timur.

Biafra didirikan menyusul pembunuhan suku dan ketidakpercayaan Suku Iglo pada pemerintah Nigeria.

Upaya diplomasi sempat dilakukan pemerintah Nigeria untuk menyatukan kembali Biafra, tapi tentu saja gagal.

Senjata pun lantas jadi pilihan. Tentara Pemerintah Nigeria mulai merebut Republik Biafra pada 6 Juli 1967 dengan peluru.

Baca juga: Emas Curian Era Perang Saudara Terkubur di Pennsylvania, FBI Khawatir

Pasukan pimpinan Odumegwu Okuju sebenarnya bisa mengatasi hal itu. Tapi, kekuatan militer pemerintah Nigeria yang memang lebih kuat, membuat Biafra dengan mudah dikuasai.

Militer Nigeria dinilai kejam karena sengaja menghambat akses keluar masuk Biafra. Membuat republik baru ini terlunta-lunta, kehilangan pemasukan yang kebanyakan dari impor minyak.

Satu juta warga sipil Biafra pun perlahan tewas akibat kelaparan, yang dipicu pembatasan ini.

Baca juga: Kuburan Korban Perang Saudara Spanyol Digali untuk Diidentifikasi

Perang ini berakhir pada 1970. Ibu Kota Owerri, dikuasai militer Nigeria.

Odumegwu Ojuku melarikan diri menuju Pantai Gading. Lewat wakilnya, Philip Effiong, Ojukwu menyerahkan surat penyerahan diri pada Jenderal Nigeria Yakubu Gowon pada 13 Januari 1970.

Surat diterima dan ditandatangani pada 14 Januari 1970 di Ibu Kota Lagos. Biafra kembali disatukan dalam Nigeria.

Tapi, satu juta nyawa seolah sudah jadi tumbalnya. Penyatuan negara yang melbatkan senjata, tak hanya mengorbankan air mata dan darah, tapi juga banyak nyawa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Global
Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Global
Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Global
Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Internasional
Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Global
Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Global
Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Global
Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Global
Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Global
Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Global
Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Global
Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Global
Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Global
Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Global
Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com