Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KISAH MISTERI: Misi Rahasia Menculik Ilmuwan Nuklir Nazi dalam Perang Dunia II

Kompas.com - 02/07/2021, 00:33 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber History

KOMPAS.com - Salah satu ketakutan terbesar Sekutu Barat selama Perang Dunia II adalah jika Adolf Hitler dan pasukan Nazi-nya melepaskan apa yang disebut Wunderwaffen, atau "senjata ajaib".

Nazi saat itu dikabarkan memiliki beberapa senjata yang disebut “aneh”, seperti generator gempa dan sinar mematikan.

Senjata lainnya, seperti senjata organik dari bakteri, roket, dan gas mematikan baru, banyak diketahui.

Tapi yang paling menjadi perhatian adalah kemungkinan bahwa Jerman membuat dan bisa meledakkan bom atom.

Baca juga: KISAH MISTERI: Pasukan X, Satuan Komando Rahasia Yahudi, Pahlawan Perang Dunia II

Misi Alsos

Pada awal Perang Dunia II, Jerman sudah jauh melampaui negara-negara lain dalam penelitian atom. Ilmuwan Jerman menemukan fisi nuklir pada 1938.

Jerman bahkan telah mengorganisir unit ilmiah khusus yang dipimpin oleh fisikawan kuantum Werner Karl Heisenberg.

Misi mereka adalah untuk mengembangkan senjata atom, dan mengumpulkan persediaan uranium untuk upaya tersebut.

Untuk mengetahui kebenaran pengembangan atom Hitler, Amerika Serikat (AS) mengorganisir unit operasi khusus rahasia pada 1943.

Unit itu bertugas menemukan rahasia nuklir Nazi dan menangkap ilmuwan top mereka.

Dengan kode nama Misi Alsos, dan dijuluki "Lightning A", unit tersebut terdiri dari pasukan kecil ilmuwan dan pasukan kontra intelijen, yang dipimpin oleh Kolonel Boris T Pash.

Pash adalah seorang agen kontra intelijen AS yang telah menjalankan keamanan untuk upaya senjata nuklir “Negeri Paman Sam” sendiri, Proyek Manhattan. Dia juga telah menemukan jaringan mata-mata komunis yang mencoba mencuri rahasia nuklir AS.

Awalnya, Kolonel Pash dan timnya mengikuti Sekutu ke garis depan Italia dan Perancis, menginterogasi para ilmuwan dan melakukan penelitian.

Upaya ini membuat intelijen AS menyimpulkan bahwa Jerman kemungkinan besar tidak memiliki kemampuan untuk mengembangkan senjata nuklir.

Tetapi, mereka masih tidak memiliki bukti. Sementara kondisi dunia saat itu buntu menuju Perang Dingin dengan Uni Soviet, AS sangat cemas jika ada penelitian dan ilmuwan nuklir Jerman yang jatuh ke tangan komunis Uni Soviet.

Untuk mencegah hal itu terjadi, Pash memimpin Misi Alsos dalam operasinya yang paling berbahaya dan berani melintasi garis musuh dan masuk ke Jerman.

Baca juga: Biografi Tokoh Dunia: Alan Turing, Pemecah Kode Perang Dunia II dan Perintis Komputerisasi

Laboratorium Nuklir Nazi

Pasukan kecil Pash memasuki wilayah musuh pada 22 April 1945, dalam sebuah misi dengan kode nama “Operasi Besar.”

Mereka hanya dilindungi dua mobil lapis baja, empat Jeep yang dilengkapi dengan senapan mesin dan senjata sitaan dari Jerman.

Meskipun rezim Nazi mulai runtuh, unit tersebut menghadapi ancaman dari unit-unit militer yang melawan dari Wehrwulf, atau gerombolan “Werewolf”, terdiri dari pemuda fanatik Nazi.

Bekerja di depan pasukan Sekutu, “Lightning A” menjelajahi pedesaan di sekitar Heidelberg, menuju ke selatan ke kota Haigerloch.

Untungnya bagi Pash, tentara Jerman di kota itu, percaya perang akan segera berakhir. Mereka dengan mudah menyerah pada sekelompok kecil pasukan AS ini, dengan menggantungkan seprai putih dari jendela dan tiang.

Di sebuah gua tidak jauh dari Haigerloch, Kolonel Pash menemukan “hadiahnya” yaitu laboratorium nuklir Nazi lengkap dengan reaktor uji.

AS mulai membongkarnya pada hari berikutnya dan kemudian menghancurkan situs tersebut.

Tidak berhenti sampai disitu, Kolonel Pash kemudian membagi timnya dalam upaya memburu para ilmuwan Jerman yang bersembunyi.

Satu unit pasukan “Lightning A” meluncur ke Tailfingen, dan nyaris tidak lolos dari serangan Wehrwulf.

Yang lain ke Bisingen, di mana meskipun diserang oleh penduduk setempat, mereka menaklukkan kota.

Baca juga: Ketika Jepang Terlambat Kembangkan Bomber Jarak Jauh dalam Perang Dunia II

Rahasia di jamban

Pada 24 April 1945, tim Pash mendapat penemuan besar lainnya. Pabrik tekstil dan bangunan di sekitarnya ternyata telah diubah menjadi laboratorium untuk penelitian nuklir Jerman.

Di sana, mereka mengumpulkan 25 ilmuwan.

Melalui interogasi, pasukan AS mengetahui bahwa dokumen penelitian Jerman tidak dihancurkan seperti yang diklaim para ilmuwan sebelumnya.

Dokumen itu disegel di dalam drum kedap air yang telah mereka tenggelamkan ke dalam tangki septik.

Pash mendelegasikan pekerjaan menjijikkan mengambil dokumen kepada bawahannya. Setelah berjibaku dengan kotoran manusia, mereka berhasil menarik drum berisi dokumen itu.

Mereka juga menemukan tumpukan uranium Nazi dan cairan berat (suatu bentuk cair yang mengandung hidrogen dalam jumlah yang lebih besar dari biasanya), semua terkubur di ladang terdekat.

Mereka bahkan menemukan kantor Werner Karl Heisenberg. Heisenberg adalah seorang peraih nobel yang kemudian menjadi tokoh kunci dalam proyek atom Hitler.

Tetapi ilmuwan itu sudah lama pergi. Seminggu sebelumnya, dia melarikan diri dengan kereta api dan sepeda untuk bergabung dengan keluarganya di pegunungan Bavaria, hampir 200 mil jauhnya.

Baca juga: Kisah Perang Dunia II, Diawali oleh Serangan Jerman ke Polandia

Melacak ilmuwan kunci

Operasi Besar berakhir. Tetapi Kolonel Pash masih mengincar Heisenberg. Dia mengikuti petunjuk dan penuh dengan firasatnya.

Masalahnya, masih ada desas-desus yang mengganggu bahwa Hitler akan melepaskan Wunderwaffe terakhir melawan Sekutu,

Pash lalu menuju ke Pegunungan Alpen Bavaria.

Dalam perjalanan, pemuda Wehrwulf menyabotase jembatan di atas ngarai. Kondisi itu membuat tim Lightning A harus meninggalkan kendaraan mereka.

Pash memimpin 19 anak buahnya melintasi jurang dan naik ke pegunungan.

Ketika mereka tiba di kota Urfeld dekat danau alpine Walchen, mereka menemukan orang-orang Jerman menyerah kepada mereka secara massal.

Jumlahnya sekitar 700 tentara SS (tentara Nazi), tapi mereka pun memberi jalan kepada pasukan kecilnya.

Dengan sedikit tipu muslihat, Pash menggiring orang Jerman untuk percaya bahwa kekuatan pasukannya lebih besar dan menggertak untuk keluar dari situasi genting.

Dia tidak tertarik untuk menyerahkan tentara, dia ada di sana untuk Heisenberg.

Setelah menginterogasi penduduk setempat, Pash menemukan ilmuwan dan keluarganya di kabin gunung pada 2 Mei 1945. Dua hari sebelumnya, Hitler bunuh diri di bunkernya.

Para ilmuwan Jerman itu akhirnya dibawa ke sebuah rumah persembunyian bernama Farm Hall di Inggris.

Mereka secara terbuka menyatakan anti-Nazi dan telah mencoba dengan cara pasif-agresif merusak penelitian, sehingga Hitler tidak bisa mendapatkan bom.

Diam-diam, intelijen Inggris menyadap Farm Hall dan mengetahui bahwa para ilmuwan kagum bahwa AS telah berhasil meledakkan bom atom di Hiroshima.

Otto Hahn, yang telah menemukan fisi nuklir, juga seorang yang anti-Nazi.

Dia tidak mengambil bagian dalam upaya penelitian atom Jerman, namun secara pribadi merasa bertanggung jawab bahwa penemuan awalnya telah menyebabkan begitu banyak kematian yang mengerikan.

Baca juga: Terungkap Abu Jenazah PM Jepang Era Perang Dunia II Hideki Tojo Disebar di Laut

AS tidak dapat menyimpulkan secara meyakinkan motivasi para ilmuwan lain. Tapi jelas pada akhirnya adalah Jerman bahkan belum nyaris mengembangkan bom atom yang berfungsi.

Informasi lebih lanjut tentang misi Alsos masih bisa terungkap ketika bahan sumber yang masih dirahasiakan dibuka ke publik dan didigitalkan.

Makalah Kolonel Pash, yang disimpan di Perpustakaan dan Arsip Lembaga Hoover di Stanford, California, berisi banyak informasi tentang episode sejarah militer ini.

Dokumennya termasuk peta dengan catatan yang dibuat oleh Pash, buku harian yang menyertainya, dan cuplikan film dari Misi Alsos ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

AS Kirim Kapal Perang Jelang Pelantikan Presiden Taiwan

AS Kirim Kapal Perang Jelang Pelantikan Presiden Taiwan

Global
Rangkuman Hari Ke-805 Serangan Rusia ke Ukraina: Jika Perancis Kirim Pasukan | Mengenal Chloropicrin

Rangkuman Hari Ke-805 Serangan Rusia ke Ukraina: Jika Perancis Kirim Pasukan | Mengenal Chloropicrin

Global
Serangan Israel Tewaskan Komandan Angkatan Laut Hamas

Serangan Israel Tewaskan Komandan Angkatan Laut Hamas

Global
Hamas Tolak Berkompromi Lebih Banyak dengan Israel Terkait Gencatan Senjata

Hamas Tolak Berkompromi Lebih Banyak dengan Israel Terkait Gencatan Senjata

Global
Israel Serang Rafah: Jalanan Sepi, Warga Ketakutan

Israel Serang Rafah: Jalanan Sepi, Warga Ketakutan

Global
Protes Mahasiswa Pro-Palestina di Amsterdam Dibubarkan Polisi

Protes Mahasiswa Pro-Palestina di Amsterdam Dibubarkan Polisi

Global
Biden Menyesal AS Kirim Senjata ke Israel yang Menewaskan Warga Palestina

Biden Menyesal AS Kirim Senjata ke Israel yang Menewaskan Warga Palestina

Global
AS Tegas Peringatkan Israel, Pasokan Senjata Akan Disetop jika Lanjutkan Serang Rafah

AS Tegas Peringatkan Israel, Pasokan Senjata Akan Disetop jika Lanjutkan Serang Rafah

Global
[POPULER GLOBAL] PRT Dapat Warisan Rp 43,5 Miliar | Israel Serang Rafah

[POPULER GLOBAL] PRT Dapat Warisan Rp 43,5 Miliar | Israel Serang Rafah

Global
Israel Serang Rafah: Hamas Lawan Balik, AS Hentikan Pengiriman Senjata

Israel Serang Rafah: Hamas Lawan Balik, AS Hentikan Pengiriman Senjata

Global
Militer Taiwan Siap Hadapi Apapun Langkah China saat Presiden Lai Mulai Menjabat

Militer Taiwan Siap Hadapi Apapun Langkah China saat Presiden Lai Mulai Menjabat

Global
Ada Air Terjun di Kantor, Ternyata Ini Penyebabnya

Ada Air Terjun di Kantor, Ternyata Ini Penyebabnya

Global
Pria China Bangun dari Koma 10 Tahun Berkat Perawatan Tulus Istrinya

Pria China Bangun dari Koma 10 Tahun Berkat Perawatan Tulus Istrinya

Global
Ukraina Kemungkinan Mati Listrik di Seluruh Negeri Usai Serangan Besar Rusia

Ukraina Kemungkinan Mati Listrik di Seluruh Negeri Usai Serangan Besar Rusia

Global
India Tangkap 4 Orang yang Dituduh Selundupkan Orang untuk Jadi Tentara Rusia di Ukraina

India Tangkap 4 Orang yang Dituduh Selundupkan Orang untuk Jadi Tentara Rusia di Ukraina

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com