KOMPAS.com - Dalam masa Perang Dunia II, Alan Turing merupakan orang yang bekerja di balik layar dalam salah pertempuran paling merusak dalam sejarah manusia.
Berkat jasa matematikawan Inggris yang brilian ini, sekutu Inggris berhasil membaca sandi Nazi selama Perang Dunia II.
Dalam makalahnya pada 1936, ia membuktikan bahwa tidak mungkin ada metode algoritmik universal untuk menentukan kebenaran dalam matematika.
Karyanya secara luas diakui sebagai penelitian dasar ilmu komputer dan kecerdasan buatan. Inilah yang membuatnya juga disebut sebagai bapak ilmu komputer.
Ironisnya, di samping jasa-jasa itu, Turing akhirnya dihukum secara pidana dan diperlakukan dengan kejam di bawah undang-undang homofobik Inggris.
Baca juga: Biografi Tokoh Dunia: Robert Schuman, Bapak Eropa dan Perintis Perdamaian yang Mendunia
Ilmuwan Inggris Alan Turing lahir dengan nama Alan Mathison Turing pada 23 Juni 1912, di Maida Vale, London, Inggris.
Pada usia muda, ia menunjukkan tanda-tanda kecerdasan tinggi. Hal ini diakui beberapa gurunya, meski tidak selalu dihargai.
Ketika Turing menghadiri Sekolah Sherborne independen yang terkenal pada usia 13 tahun, ia menjadi sangat tertarik pada matematika dan sains.
Setelah Sherborne, Turing mendaftar di King's College (University of Cambridge) di Cambridge, Inggris, belajar di sana dari 1931 hingga 1934.
Dalam hasil disertasinya, dia membuktikan teorema limit pusat. Turing kemudian terpilih sebagai pengajar di kampus tersebut setelah kelulusannya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.