AMSTERDAM, KOMPAS.com - Kementerian Pertahanan Belanda pada Selasa (29/6/2021) menyatakan jet tempur Rusia melakukan "serangan palsu" terhadap kapal pengawal angkatan laut Belanda di Laut Hitam pekan lalu.
Insiden yang melibatkan Kapal Perang Belanda HNLMS Evertsen berlangsung selama lima jam pada Kamis lalu (24/6/2021), kata kementerian pertahanan Belanda melansir Business Insider.
Baca juga: Rusia Klaim 6 Kali Minta Baik-baik agar Kapal Perang Inggris Pergi sebelum Beri Tembakan Peringatan
Pesawat tempur Rusia yang dipersenjatai dengan rudal udara-permukaan, terbang rendah dan dekat kapal Angkatan Laut Kerajaan Belanda, seakan ingin melakukan serangan.
Kapal perang Belanda juga mengalami gangguan yang mengacaukan beberapa sistem elektronik di dalamnya, kata kementerian pertahanan.
Komandan kapal mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Eversten berlayar di perairan internasional. Jadi tidak ada alasan untuk tindakan seperti yang dilakukan Rusia, yang disebutnya "tidak bertanggung jawab dan tidak aman."
"Evertsen memiliki hak untuk berlayar di sana. Tidak ada pembenaran apa pun untuk tindakan agresif semacam ini, yang juga secara tidak perlu meningkatkan kemungkinan kecelakaan," kata Menteri Pertahanan Belanda Ank Bijleveld-Schouten menanggapi tindakan Rusia melansir CNN.
Kapal Perang Belanda HNLMS Eversten tergabung dalam kelompok penyerang kapal induk multinasional yang dipimpin oleh kapal induk Inggris HMS Queen Elizabeth.
Kapal ini telah melakukan patroli di Laut Hitam dengan kapal perusak Angkatan Laut Kerajaan Inggris HMS Defender.
Armed Russian military jets caused a dangerous situation in the Black Sea near HNLMS Evertsen last Thursday. The aircraft repeatedly flew dangerously low over and close to the ship and carried out mock attacks. HNLMS Evertsen was in international waters during these harassments. pic.twitter.com/fcY1nH392V
— Ministerie van Defensie (@Defensie) June 29, 2021
Baca juga: Rusia Uji Coba Kapal Selam Terbesar di Dunia dalam 30 Tahun Terakhir
Rabu lalu (23/6/2021), militer Rusia terbang di atas kapal perusak Inggris di Laut Hitam, kadang-kadang melakukan manuver, yang menurut Menteri Luar Negeri Inggris "tidak aman atau profesional."
Kementerian pertahanan Rusia mengklaim bahwa tembakan peringatan ditembakkan dan bom dijatuhkan di jalur kapal perusak Inggris.
Kapal itu dituding memasuki perairan teritorialnya, klaim yang berasal dari pencaplokan Krimea oleh Rusia dan tidak diakui secara luas.
Kementerian pertahanan Inggris membantah versi peristiwa Rusia, dengan alasan bahwa tidak ada tembakan atau bom yang dijatuhkan.
Namun, Rusia tetap berpegang pada ceritanya dan bahkan mengancam akan menjatuhkan bom "tepat pada sasaran" jika terjadi gangguan lain.
Drama baru-baru ini di Laut Hitam terjadi hanya beberapa hari sebelum dimulainya latihan militer besar-besaran yang dipimpin oleh AS dan Ukraina.
Sea Breeze 21 adalah latihan terbesar tahunan sejak pertama kali dimulai 27 tahun lalu, dan melibatkan 32 negara, 5.000 personel militer, 32 kapal, dan 40 pesawat.