“Dubes Djumala merupakan sedikit diplomat intelektual dan juga diplomat kolumnis. Dia mengamati, menganalisis dan menulis sesuai dengan kompetensinya sebagai diplomat dan pelaku diplomasi," ujar Trias.
"Buku ini sangat penting bagi pemerhati hubungan internasional, mahasiswa hubungan internasional, dan juga diplomat muda. Buku ini bagus karena mampu menjawab pertanyaan apa yang dimaksud dengan Diplomasi Membumi,” lanjut Trias.
Acara di platform Zoom dan Youtube Live yang dihadiri oleh sekitar 300 peserta tersebut, selain membahas buku yang baru diluncurkan oleh Gramedia, utamanya juga merupakan forum reguler yang diselenggarakan oleh BPPK bersama berbagai mitra dunia akademia untuk menyebarluaskan capaian diplomasi Indonesia dan sebagai sarana pertanggungjawaban publik para Duta Besar RI selama bertugas di luar negeri.
Pada kesempatan tersebut Kepala BPPK Siswo Pramono dalam pembukaannya menyampaikan pentingnya forum Debriefing Kepala Perwakilan RI, “BPPK mengupayakan untuk terus memperkaya rekomendasi kebijakan bagi Pimpinan dengan melibatkan civitas akademia melalui forum silaturahmi yang berkesinambungan."
"Kali ini acara cukup istimewa dengan dilakukannya penandatanganan nota kesepahaman Kemlu dan Unsri… serta juga dirangkai dengan bedah buku Diplomasi Membumi tulisan Dubes Darmansjah Djumala… seorang diplomat senior dan juga alumnus Unsri” tutur Siswo.
Baca juga: Seorang Pria Indonesia Telanjang Bulat Bikin Keonaran di Jalan Oarai Jepang
Dalam sambutan pembukaannya, Rektor Unsri Anis Saggaff menyampaikan apresiasinya kepada Kemlu, khususnya BPPK, yang selalu mengajak Unsri di berbagai diskusi dalam forum Debriefing.
“Melalui kerja sama yang telah terbangun sejak 2017, Unsri siap untuk berdiskusi memberikan masukan dan sumbangsih pikiran kepada Pemerintah untuk memajukan Indonesia” tutur Anis.
Pada sesi Forum Debriefing Tri Tharyat, Duta Besar RI untuk Kuwait periode 2019-2021 menggarisbawahi arti penting kemitraan Indonesia dan Kuwait, baik secara bilateral maupun secara multilateral, terutama ketika sama-sama menjabat sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB pada 2019.
Sebagai pembahas adalah Wakil Dekan 1 FISIP Unsri yang menekankan pentingnya hubungan RI-Kuwait antara lain dalam investasi di sektor migas, pekerja migran sebagai sumber devisa, dan pentingnya kerja sama penguatan kapasitas anti-korupsi dengan Kuwait, serta peluang diplomasi budaya dan olah raga di masa mendatang.
Di akhir sesi tanya jawab, 3 penanya terbaik pilihan panitia BPPK-Unsri masing-masing mendapatkan buku “Diplomasi Membumi: Narasi Cita Diplomasi Indonesia” yaitu Sdri. Lona Hutapea Tanasale, Sdri. Lucyana Kumala, dan Sdr. Eddy Ganefo.
Baca juga: Benarkah Fans KPop Terbesar ada di Indonesia?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.