Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024

Indonesia dan AS Bangun Pusat Pelatihan Maritim Senilai Rp 50,6 miliar di Batam

Kompas.com - 29/06/2021, 09:02 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia dan Amerika Serikat (AS) membangun pusat pelatihan maritim baru di Batam senilai 3,5 juta dollar (50,6 miliar), menurut badan keamanan maritim Indonesia.

Menghadiri upacara secara virtual pada Jumat (25/6/2021), Duta Besar AS untuk Indonesia, Sung Kim, mengatakan pusat maritim akan menjadi bagian dari upaya berkelanjutan antara kedua negara untuk meningkatkan keamanan di kawasan Laut China Selatan.

Baca juga: Ketegangan Meningkat, AS Kirim Kapal Induk USS Ronald Reagan ke Laut China Selatan

“Sebagai sahabat dan mitra bagi Indonesia, Amerika Serikat tetap berkomitmen untuk mendukung peran penting Indonesia dalam menjaga perdamaian dan keamanan regional dengan memerangi kejahatan domestik dan transnasional,” katanya, menurut pernyataan dari Bakamla, badan keamanan maritim Indonesia melansir CNN pada Senin (28/6/2021).

Pusat pelatihan, yang terletak di titik pertemuan strategis Selat Malaka, Batam, di Kepulauan Riau dan Laut Cina Selatan, akan dijalankan oleh Bakamla.

Fasilitas ini akan menampung ruang kelas, barak, dan landasan peluncuran, menurut laporan badan tersebut.

Kolaborasi AS dengan Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia ini, terjadi di tengah meningkatnya ketegangan di Laut China Selatan.

Baca juga: AS Kecam Meningkatnya Penerbangan Militer China di Laut China Selatan


Filipina sebelumnya telah memprotes kehadiran ratusan kapal China di kepulauan Spratly Mei ini.

Sementara itu, Angkatan Udara Malaysia (RMAF) menyatakan mengerahkan jet tempur untuk mencegat 16 pesawat militer itu pada Senin (31/5/2021).

Pesawat "Negeri Panda" terbang sedekat 60 mil laut dari Beting Patinggi Ali. Tempat itu, dikenal juga sebagai Luconia Shoals, juga diklaim Beijing sebagai bagian dari wilayahnya.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ke-16 pesawat China tersebut menolak berkomunikasi dengan pengatur lalu lintas udara setempat. Menurut keterangan "Negeri Jiran", aksi yang dilakukan pesawat China itu dianggap ancaman bagi kedaulatan negara dan keselamatan penerbangan.

Awal bulan ini, para menteri luar negeri Asia Tenggara dan China sepakat dalam pertemuan, untuk menahan diri di Laut China Selatan, dan menghindari tindakan yang dapat meningkatkan ketegangan.

Baca juga: Duterte Larang Menteri Filipina Bahas Laut China Selatan di Depan Umum

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber CNN
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+