Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Apa dengan Britney Spears? Ini Kisah Pelecehan yang Dialaminya...

Kompas.com - 26/06/2021, 15:15 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

"Saya tahu itu butuh banyak keberanian," katanya.

"Saya memuji Anda sekali lagi karena benar-benar melangkah maju dan keluar supaya pendapat Anda didengar, tidak hanya oleh saya, tapi juga semua orang yang terlibat dalam kasus ini."

Baca juga: Britney Spears Buat Pengakuan Baru di Unggahan Instagramnya, Apa Itu?

Britney Spears sekarang harus menanggung tagihan biaya hukum, termasuk biaya besar untuk pengacara di pihak yang menentang Britney.

Lebih dari 100 pengemar dari gerakan #FreeBritney atau Bebaskan Britney berkumpul di luar pengadilan sebelum sidang.

Sambil memegang sejumlah poster, mereka meneriakkan slogan "Bebaskan Britney sekarang!".

"Keluar dari kehidupan Britney!," ujar mereka.

Salah satu yang ada dalam unjuk rasa adalah Jennifer Preston, usia 33 tahun dari Richmond, Virginia.

"Saya juga seorang ibu dan penggemarnya."

"Kita di sini untuk mendengar apa yang Britney katakan."

"Ia sudah diperlakukan seperti anak kecil selama 13 tahun terakhir, tidak punya kendali untuk kehidupan dan uangnya sendiri, meski ia jelas mampu untuk melakukannya."

Britney memiliki dua orang anak dari mantan suaminya, Kevin Federline.

Kevin mendapatkan hak asuh bagi anak-anak mereka.

Britney pernah kembali di dunia hiburan pada akhir tahun 2009.

Ia kembali manggung, mengeluarkan sejumlah album dan menggelar tur keliling dunia hingga akhir 2018.

Sejak itu ia tidak pernah tampil lagi.

Artikel ini diproduksi oleh Erwin Renaldi dari laporan dalam bahasa Inggris

Baca juga: Mengapa Britney Spears Harus Terikat Konservatori?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com