Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diselamatkan dari Kepunahan, Tasmanian Devil Musnahkan Koloni Penguin di Pulau Maria

Kompas.com - 24/06/2021, 20:32 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber CNN

TASMANIA, KOMPAS.com - Upaya untuk menyelamatkan populasi tasmanian devil yang terancam punah di Australia, menyebabkan ribuan burung laut musnah di sebuah pulau Laut Tasman, menurut pemerhati lingkungan setempat.

Sejumlah tasmanian devil dipindahkan ke Pulau Maria di lepas pantai timur Tasmania pada 2012 di bawah Program Save the Tasmanian Devil (STDP). Program ini merupakan inisiatif bersama oleh pemerintah Australia dan Tasmania.

Baca juga: Setelah 3.000 Tahun, Hewan Tasmanian Devil Lahir Kembali di Australia

Kelompok konservasi BirdLife Tasmania mengatakan survei pemerintah terbaru menemukan populasi penguin kecil, yang dulunya ada 3.000, telah benar-benar menghilang dari pulau itu.

Tasmanian Devil, hewan berkantung karnivora asli negara bagian Tasmania, satu dekade lalu menghadapi ancaman kepunahan.

Hal itu disebabkan oleh penyakit tumor wajah yang menular dan mematikan yang menyebar di antara kawanan hewan ini.

Menurut BirdLife Tasmania, Pulau Maria adalah salah satu dari beberapa pulau yang dipilih untuk menampung populasi dilindungi ini.

Program itu membantu pemulihan populasi Tasmanian Devil. Dengan kawanan tumbuh dari 28 ekor antara 2012 dan 2013 menjadi sekitar 100 ekor pada 2016.

Tetapi program itu ternyata harus dibayar mahal. Tumbuhnya populasi tasmanian devil ternyata juga "menghilangkan" koloni burung laut, spesies burung laut, menurut sebuah makalah yang diterbitkan tahun lalu di jurnal Biological Conservation.

Baca juga: Kisah Tasmanian Devil Lolos dari Kepunahan Usai Selamat dari Pandemi Kanker

Tapi, Eric Woehler, pendiri BirdLife Tasmania, mengatakan punahnya burung lebih merupakan masalah "kapan, bukan jika."

"Ketika Anda melihat sejarah pengenalan jewan predator karnivora yang tidak disengaja atau disengaja ke pulau-pulau samudra di mana pun di dunia, selalu ada dampak bencana pada populasi burung di pulau-pulau itu," tambahnya melansir CNN pada Kamis (24/6/2021).

CNN telah menghubungi pemerintah Australia dan Tasmania untuk memberikan komentar.

Beberapa konservasionis dan ilmuwan nyatanya telah memperingatkan kemungkinan dampak pada spesies satwa liar lainnya, sebelum Tasmanian Devil dipindahkan.

Sebuah laporan 2011 oleh Departemen Industri Primer, Taman, Air dan Lingkungan Tasmania mengatakan mungkin ada "dampak negatif pada penguin kecil dan koloni burung pesisir di Pulau Maria melalui keberadaan hewan predator tasmanian devil."

Woehler mengatakan sekarang akan menjadi saat yang tepat untuk mengusir tasmanian devil dari Pulau Maria. Menurutnya koloni penguin bisa tumbuh kembali setelah tekanan predator hilang.

"Ada peningkatan prevalensi resistensi terhadap penyakit pada tasmanian devil liar," katanya.

"Fakta bahwa sudah ada populasi dilindungi lain yang ada di sekitar tasmanian devil, berarti Pulau Maria dapat dibangun kembali sebagai pulau untuk penguin dan burung pesisir tanpa kehadiran tasmanian devil."

Baca juga: Dilaporkan Hampir Punah, Harimau Hitam di India Akhirnya Muncul

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

Global
AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

Global
Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

Global
Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com