Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dianggap Tidak Praktis, Sistem Pendidikan Skotlandia Akan Dirombak

Kompas.com - 22/06/2021, 16:26 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber Guardian

EDINBURGH, KOMPAS.com - Badan ujian Skotlandia sekaligus sistem inspeksi sekolahnya akan direformasi setelah adanya laporan yang menyebut bahwa sistem saat ini "tidak praktis dan terlalu rumit".

Dilansir Guardian, laporan didapat dari tinjauan independen yang dilakukan Organization for Economic Co-operation and Development (OECD), lembaga yang berbasis di Paris.

Mereka menemukan bahwa sistem pendidikan Skotlandia telah gagal mengikuti "praktik terbaik yang paling baru".

Sistem saat ini juga dianggap tidak memiliki strategi atau visi jangka panjang.

Baca juga: Jokowi Minta Sistem Pendidikan Adaptif dengan Perubahan

Publikasi ini menyusul perdebatan panjang antara menteri Skotlandia dan partai-partai oposisi.

Pemerintah dituduh menahan laporan itu karena kesimpulannya yang sangat kritis. Tuduhan ini pun dibantah para menteri.

Laporan OECD tentang kebijakan Skotlandia, yang dikenal sebagai "kurikulum untuk keunggulan" (CfE), menemukan banyak hal yang perlu dievaluasi.

Baca juga: Saat Sistem Pendidikan di Indonesia Dinilai Kaku dan Hampa Makna....

Sistem ujian untuk siswa yang lebih tua dinilai tidak konsisten dengan etos dasar CfE. Data untuk menilai kinerja sekolah juga dianggap kurang kuat.

Selain itu, para guru disebut menghabiskan waktu terlalu lama untuk mengajar dan tidak cukup waktu untuk mengembangkan pelajaran. Kepemimpinan yang jelas dalam pengembangan kurikulum juga tidak ada.

Beatriz Pont dari direktorat pendidikan OECD mengatakan bahwa sistem pendidikan Skotlandia saat ini terlalu "sibuk".

"Sistem memiliki terlalu banyak penanggung jawab, tapi kejelasan tentang tanggung jawab mereka sangat kurang," ujar Pont.

"Sistem ini juga tidak memiliki pendekatan terstruktur untuk melihat ke depan, merencanakan dan mengomunikasikan pengembangan CfE dengan perspektif jangka panjang," tambahnya.

Baca juga: Sistem Pendidikan di Era Pendudukan Jepang

Sementara itu, sekretaris pendidikan pemerintah Skotlandia Shirley-Anne Somerville mengatakan bahwa dirinya menerima semua 12 rekomendasi OECD.

Ini menyusul banyaknya kritikan yang meningkat selama bertahun-tahun tentang penanganan pendidikan yang ditangani Partai Nasional Skotlandia.

Rekomendasi ini termasuk menghapus Scottish Qualifications Authority, yang dianggap gagal dalam penilaian ujian tahun lalu.

Sejalan dengan proposal OECD, Pemerintah Skotlandia dapat membentuk lembaga inspeksi independen. Sistem ujian dan kualifikasi juga dapat diubah, termasuk "kualifikasi bertingkat" yang bisa dirampingkan agar lebih terfokus secara ketat.

“Laporan OECD sangat jelas. Menyimpulkan bahwa 'kurikulum untuk keunggulan' adalah pendekatan yang tepat untuk Skotlandia saat ini,” kata Somerville.

Baca juga: 7 Sistem Pendidikan Finlandia yang Membuat Negara Lain Merasa Malu

Sommerville menambahkan, sistem pendidikan Skotlandia sudah lama dipandang di mata internasional sebagai contoh praktik kurikulum yang menginspirasi.

"Namun, 10 tahun sejak kurikulum inj diperkenalkan, sudah sepatutnya kami meninjau ulang bagaimana implementasinya,” ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Global
Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Global
Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Global
Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Internasional
Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Global
Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Global
Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Global
Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Global
Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Global
Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Global
Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Global
Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Global
Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Global
Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Global
Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com