Bentrokan tersebut juga yang disorot sebagai pemicu perang 11 hari antara Israel dan militan Hamas di Jalur Gaza.
Ketegangan itu memanas lagi minggu ini, dan dikhawatirkan bisa berkobar lagi. Terutama, jika ultranasionalis Israel menindaklanjuti rencana untuk melakukan pawai pada Kamis (10/5/2010) melalui Kawasan Muslim di Kota Tua Yerusalem.
Polisi Israel diperkirakan akan mengadakan konsultasi mengenai apakah pawai akan diizinkan untuk dilanjutkan. Kegiatan itu semula direncanakan berlangsung ketika perang meletus pada 10 Mei.
Kekerasan baru dapat memperumit tugas lawan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, yang membentuk koalisi rapuh dan berbeda pekan lalu.
Koalisi itu dibentuk untuk meloloskan mosi pada parlemen, yang diperlukan untuk menggantikan jabatan Netanyahu. Sementara sekutu dekat Netanyahu mengawasi kepolisian.
Baca juga: Oposisi Israel Sepakat Bentuk Pemerintahan Baru dan Gulingkan Benjamin Netanyahu
Di Sheikh Jarrah, pemukim Yahudi telah melakukan kampanye selama puluhan tahun, untuk mengusir keluarga-keluarga dari lingkungan padat penduduk Palestina di luar tembok Kota Tua.
Daerah itu adalah salah satu bagian paling sensitif dari Yerusalem timur. Di mana rumah bagi situs-situs suci bagi orang Yahudi, Kristen dan Muslim, direbut Israel pada 1967 dan dicaplok dalam sebuah langkah yang tidak diakui secara internasional.
Israel memandang seluruh kota Yerusalem sebagai ibu kotanya. Sedangkan Palestina menginginkan Yerusalem timur sebagai ibu kota negara masa depan mereka.
Kelompok pemukim dan pejabat Israel mengatakan perselisihan Sheikh Jarrah hanyalah tentang real estat. Namun warga Palestina mengatakan mereka adalah korban dari sistem diskriminatif.
Para pemukim menggunakan undang-undang 1970. Beleid ini memungkinkan orang Yahudi merebut kembali properti Yahudi, yang sebelumnya hilang selama perang 1948 seputar pembentukan Israel.
Di sisi lain, hak bagi orang Palestina yang kehilangan properti dalam konflik yang sama ditolak.
Baca juga: Kiriman Dana Bitcoin ke Hamas Melonjak Pasca-Perang 11 Hari dengan Israel
Perang bulan lalu juga dipicu oleh bentrokan berminggu-minggu di Yerusalem antara polisi Israel dan pengunjuk rasa Palestina di dalam dan sekitar kompleks Masjid Al-Aqsa, sebuah situs suci titik nyala.
Perang meletus pada 10 Mei ketika Hamas, yang menyebut dirinya pembela kota suci, meluncurkan rentetan roket ke Yerusalem.
Sekitar 254 orang tewas di Jalur Gaza dan 13 di Israel sebelum gencatan senjata mulai berlaku pada 21 Mei.
Penjabat direktur jenderal Al Jazeera, Mostefa Souag, mencatat bahwa penahanan Budeiri terjadi setelah Israel pada perang 15 Mei menghancurkan gedung tinggi Gaza yang menampung kantor lokal Al Jazeera. Menara ini juga menampung kantor AP.
Israel menuduh bahwa intelijen militer Hamas beroperasi dari gedung itu. AP mengatakan tidak memiliki indikasi kehadiran Hamas dan telah menyerukan penyelidikan independen.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.