Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pendukung "West Papua" Berdemo, Minta Australia Tak Jual Senjata ke Indonesia

Kompas.com - 04/06/2021, 19:48 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Editor

BRISBANE, KOMPAS.com - Para demonstran di Brisbane, Australia, mendesak perusahaan-perusahaan pabrik senjata terbesar di dunia untuk menghentikan penjualan produk mereka ke Indonesia atas tindakan militernya di "West Papua".

Seruan ini dilontarkan dalam ajang pameran persenjataan "Land Forces Australia Expo" di Brisbane Convention and Exhibition Centre yang berlangsung dari 1 hingga 3 Juni 2021 kemarin.

Aksi demonstrasi berlangsung selama dua kali, termasuk yang dilakukan pada hari Rabu ketika sekitar 20 aktivis berhasil menerobos masuk ke arena pameran dari pintu samping yang tak terkunci.

Baca juga: Kontak Senjata dengan KKB yang Serang Bandara Ilaga, Kapolda Papua Instruksikan Personel Jangan Gegabah

Dari laporan ABC, setelah berada di dalam pada sekitar Pukul 14.30 siang, beberapa aktivis kemudian memanjat ke atas sebuah tank yang sedang dipamerkan.

Seorang aktivis berusia 27 tahun merantai lehernya ke salah satu bagian tank tersebut dengan menggunakan kunci sepeda model D-Lock.

Polisi membubarkan para aktivis ini, namun 17 orang di antaranya langsung ditangkap untuk diproses hukum lebih lanjut.

Para pengunjung dan peserta pameran bersorak-sorai ketika polisi entangle para demonstran dan menurunkan mereka dari atas tank satu per satu.

"Duitnya dari darah dan air mata rakyat Papua"

Dalam aksi demonstrasi sebelumnya yang berlangsung di luar gedung pameran, seorang pengungsi asal "West Papua", George Dimara turut menyuarakan desakan penghentian penjualan senjata ke Indonesia.

Baca juga: KKB Serang Bandara Ilaga dan Tembaki Aparat, Kapolda Papua: Kami Tidak Akan Mundur

George melarikan diri dari 'West Papua' pada tahun 1984 karena saat itu, katanya, dia dipersekusi oleh aparat Pemerintah Indonesia.

Tokoh Organisasi Papua Merdeka (OPM) ini tiba di Australia pada 29 Oktober 2000 setelah belasan tahun hidup di pengungsian di Papua Nugini.

Menurut dia, perusahaan-perusahaan pabrik senjata yang mengeruk keuntungan dari penjualan produk mereka ke Indonesia, tangan mereka berlumuran darah.

"Duitnya dari darah, dari airmata, dan dari pengorbanan dan penderitaan rakyat West Papua," kata George dalam wawancara dengan program Pacific Beat ABC.

Operasi militer kini sedang berlangsung di "West Papua" setelah Kepala Badan Intelijen Nasional Daerah (Kabinda) Papua Brigjen TNI I Gusti Putu Danny Karya Nugraha tewas tertembak di Beoga, Kabupaten Puncak.

Setelah kejadian itu, pemerintah Indonesia memutuskan untuk melabeli Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) sebagai organiasi teroris.

Baca juga: Kapolda Papua Sebut 1.700 Warga Mengungsi ke Distrik Ilaga karena Takut KKB

Menurut Jason McLeod dari organisasi kampanye "Make West Papua Safe", dengan menekan pabrik pembuatan senjata secara langsung, hasilnya bisa lebih efektif dibandingkan dengan berharap pada politisi Australia.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Global
Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Global
Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Global
Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Internasional
Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Global
Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Global
Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Global
Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Global
Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Global
Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Global
Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Global
Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Global
Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Global
Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Global
Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com