Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rusia Dukung Belarus Turunkan Paksa Pesawat Ryanair untuk Tangkap Aktivis Oposisi

Kompas.com - 24/05/2021, 21:24 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

MOSKWA, KOMPAS.com - Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov pada Senin (24/5/2021) membela keputusan Belarus, yang menurunkan paksa pesawat Ryanair untuk menangkap aktivis oposisi.

Penerbangan Ryanair dari Athena ke Vilnius itu terpaksa mendarat darurat di ibu kota Belarus, Minsk, pada Minggu (23/5/2021) atas perintah Alexander Lukashenko.

Belarus menyebut ada ancaman teror bom di pesawat itu, tetapi setelah si burung besi digeledah tidak ada bom atau peledak apa pun.

Baca juga: Bilang Ada Bom, Belarus Daratkan Paksa Pesawat Ryanair untuk Tangkap Aktivis Oposisi

Salah satu penumpang di pesawat itu adalah aktivis oposisi Roman Protasevich. Dia kemudian ditahan di bandara Minsk.

Para pemimpin negara-negara Barat menyebut insiden ini sebagai tindakan terorisme negara. Uni Eropa pada Senin diperkirakan akan memperberat sanksi terhadap Belarus.

Lavrov mengatakan kepada wartawan, Belarusia melakukannya dengan pendekatan yang benar-benar wajar.

"Seorang wakil kementerian luar negeri Belarusia... menekankan kesiapan pihak berwenang Belarusia untuk bertindak atas masalah itu secara transparan dan mengikuti semua aturan internasional," kata Lavrov dalam konferensi pers menyusul pertemuan dengan mitranya dari Yunani.

"Saya pikir ini adalah pendekatan yang benar-benar wajar," imbuhnya dikutip dari AFP.

Dia juga meminta masyarakat untuk menilai situasi dengan bijaksana.

Baca juga: Presiden Belarus Lukashenko dan Putranya Resmi Masuk Blacklist Uni Eropa

Pada Senin pagi otoritas Belarus bersikeras mereka telah bertindak secara legal ketika mengalihkan penerbangan.

Mereka malah menuduh negara-negara Barat membuat klaim yang tidak berdasar karena alasan politik.

Protasevich (26) adalah jurnalis dan aktivis Belarus.

Bersama Stepan Putilo yang mendirikan Nexta, dia sempat menjalankan saluran telegram itu untuk menggalang massa dan memobiliasi demo besar menentang hasil pemilu.

Alexander Lukashenko memenangi lagi pemilu Belarus, tetapi dengan hasil yang disengketakan.

Tahun lalu otoritas Belarus menuduh Protasevich dan Putilo atas sejumlah kejahatan termasuk mengatur kerusuhan massal.

Protasevich keluar dari Nexta pada 2020. Dia kini terancam hukuman hingga 15 tahun di Belarus.

Baca juga: Presiden Belarus Isyaratkan untuk Mundur

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Global
Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Global
Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Global
Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Internasional
Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Global
Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Global
Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Global
Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Global
Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Global
Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Global
Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Global
Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Global
Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Global
Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Global
Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com