Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menghindar dari ISIS, Pemimpin Boko Haram Bunuh Diri Ledakkan Rompi Bom

Kompas.com - 22/05/2021, 19:40 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Daily Mail

ABUJA, KOMPAS.com - Pemimpin Boko Haram, Abubakar Shekau, dilaporkan telah tewas setelah meledakkan rompi bom bunuh diri, ketika berhadapan dengan ISIS wilayah Afrika Barat (ISWAP) di Nigeria utara.

Pertempuran itu terjadi di negara bagian Borno, di mana ISWAP telah menjadi kekuatan dominan dalam pemberontakan ekstremis selama lebih dari satu dekade di Nigeria, melansir Daily Mail pada Sabtu (22/5/2021).

Baca juga: 4 Kelompok Teroris yang Paling Mematikan di Dunia, dari ISIS hingga Boko Haram

Meskipun belum ada konfirmasi resmi tentang kematian Shekau dari pemerintah Nigeria, The Wall Street Journal meninjau transkrip antara pemberontak yang membahas aksi bunuh diri tersebut.

Seorang komandan militan yang diretas berkata: "Shekau meledakkan bom dan bunuh diri."

Bulama Bukarti, seorang analis di Tony Blair Institute for Global Change, mengatakan kepada The Wall Street Journal bahwa Shekau telah menjadi pemimpin teroris terlama di dunia.

“Dia mungkin panglima perang yang paling tidak dipahami di dunia, dan yang paling diremehkan. Ini momen besar bagi Nigeria."

Menyusul laporan itu, juru bicara Angkatan Darat Nigeria Mohammed Yerima mengatakan pihak berwenang sedang memeriksanya dengan cermat.

“Kami sedang memeriksanya dengan cermat. Di masa lalu, kami telah melaporkan bahwa dia sudah mati dan kemudian dia kembali," katanya kepada The Washington Post.

Shekau, yang menjadi berita utama internasional ketika anak buahnya menculik hampir 300 siswi di Chibok pada 2014, telah dilaporkan tewas beberapa kali sejak Boko Haram pertama kali melancarkan pemberontakannya pada 2009.

Jika laporan kematiannya benar sekarang, kondisi ini dapat menimbulkan keretakan di Boko Haram.

Kelompok teroris Nigeria itu dalam kondisi tidak stabil karena terus dilemahkan oleh serangan udara militer di pangkalannya, dan adanya pembelotan di antara anak buahnya.

Sebuah poster pada 2013 menjanjikan hadiah untuk informasi atas Abubakar Shekau, pemimpin militan Boko Haram, yang fotonya terpampang dalam pengumuman tersebut.AFP PHOTO/PIUS UTOMI EKPEI Sebuah poster pada 2013 menjanjikan hadiah untuk informasi atas Abubakar Shekau, pemimpin militan Boko Haram, yang fotonya terpampang dalam pengumuman tersebut.

Baca juga: Bentrok dengan Pasukan Khusus Nigeria, 33 Anggota Boko Haram Tewas

Lebih dari 40.000 orang telah tewas dan lebih dari dua juta mengungsi dari rumah mereka akibat konflik di timur laut Nigeria. Pertempuran telah menyebar ke beberapa bagian tetangga Chad, Kamerun dan Niger.

Shekau mengambil alih Boko Haram, yang secara resmi dikenal sebagai Jama'tu Ahlis Sunna Lidda'awati wal-Jihad, setelah pendirinya Muhammad Yusuf dibunuh oleh polisi pada 2009.

Di bawah kepemimpinan Shekau, Boko Haram mengubah sebagian besar wilayah timur laut menjadi wilayah terlarang. Dia memproklamasikan 'kekhalifahan' di kota Gwoza di Borno pada 2014.

Sejak 2015, serangan oleh pasukan Nigeria yang didukung oleh tentara dari Kamerun, Chad, dan Niger mengusir kelompok ekstremis dari sebagian besar wilayah yang pernah mereka kuasai.

Marah dengan penargetan Shekau yang tidak pandang bulu, terhadap warga sipil dan penggunaan wanita dan anak-anak, faksi saingan memisahkan diri pada 2016.

Pembelot ini kemudian membentuk ISWAP, dengan dukungan dari kelompok ISIS.

Boko Haram dan ISWAP terus berperang untuk menguasai wilayah.

ISWAP kemudian berkembang menjadi kelompok teroris yang lebih kuat, dan melakukan serangan kompleks terhadap militer dan menyerbu pangkalan militer.

Baca juga: Ranjau Boko Haram Meledak, 11 Pasukan Keamanan Nigeria Tewas

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com