Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasukan Tentara Inggris Sita Senjata ISIS di Kawasan Gurun Sahara

Kompas.com - 15/05/2021, 21:47 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber Sky News

LONDON, KOMPAS.com - Pasukan tentara Inggris terlibat dalam operasi untuk menyita senjata ISIS di Mali di tengah badai pasir dan suhu lebih dari 50 derajat Celcius.

Sekitar 100 tentara Inggris dari Light Dragoons dan Royal Anglian Regiment, menemukan senjata ISIS, berupa senapan AK47, ratusan butir amunisi, pakaian kamuflase, radio, ponsel, dan ratusan liter bahan bakar.

Kementerian Pertahanan (MoD) mengatakan misi penemuan senjata ISIS tersebut dilakukan dengan dukungan khusus tim pencari, Royal Engineers, di tengah kondisi sangat menantang.

Baca juga: Mantan Presiden Maladewa Dapat Serangan Bom yang Diklaim ISIS

Melansir Sky News pada Sabtu (15/5/2021), kadang-kadang jarak pandang para tentara hanya 30 meter di tengah badai pasir.

Sementara, mereka membawa peralatan sebesar 45 kg dengan suhu di atas 50 derajat Celcius, saat dalam perjalanan menuju Mali dekat perbatasan Niger, pada awal Mei.

Itu adalah operasi "pengepungan dan pencarian" pertama, yang bertindak atas dasar data intelijen yang dikumpulkan secara proaktif oleh pasukan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Mali.

Baca juga: ISIS Bunuh Seorang Polisi dan Ledakan 2 Sumur Minyak Iran

Sementara, mereka mencurigai militan ISIS telah melarikan diri dengan berenang melintasi Sungai Niger sebelum tentara Inggris tiba di sana.

Kementerian Pertahanan mengatakan, ISIS di Kawasan Gurun Sahara (ISGS) telah mengintimidasi penduduk setempat di Mali, memeras uang, dan menyerang orang-orang yang menolak untuk memenuhi tuntutan mereka.

"Menghapus senjata dan mensabotase operasi ekstremis akan membuat perubahan nyata bagi masyarakat lokal," ungkap Menteri Angkatan Bersenjata Inggris James Heappey.

Baca juga: Skuadron Inggris Era Perang Dunia II Dambusters Bakal Dikerahkan Melawan ISIS

"Terpenting data intelijen yang dikumpulkan akan membantu mengembangkan pemahaman kami dan membantu mencegah ancaman dari kelompok bersenjata di masa depan," imbuh Heappey.

Letnan Kolonel Tom Robinson, komandan Light Dragoons, mengatakan, "Dengan menggunakan intelijen yang dikumpulkan selama patroli kami, kami fokus pada di mana kelompok ekstremis mengintimidasi penduduk setempat."

Setelah itu, diharapkan dapat menemukan dan menyita persediaan senjata ISIS, mengintervensi pengaruh berbahaya mereka pada komunitas lokal.

Baca juga: Pentolan ISIS Tertangkap di Turki Meski Sudah Palsukan Identitas

Selain itu, untuk dapat "mengumpulkan lebih banyak informasi yang akan membantu menghentikan aktivitas ekstremis lebih lanjut."

Tiga ratus tentara Inggris dikerahkan ke negara Afrika barat yang dilanda perang pada Desember, untuk bekerja bersama 16.000 penjaga perdamaian dari 56 negara berbeda.

Peran tentara Inggris tersebut adalah untuk menyediakan pengintaian jarak jauh spesialis untuk misi PBB, mengumpulkan intelijen di wilayah negara yang sulit dijangkau.

Baca juga: Transfer Jutaan “Dana untuk Isis”, Wanita 57 Tahun Mendadak Masuk Daftar Calon Teroris

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

Global
Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

Global
Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com