Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mantan Ratu Kecantikan Myanmar Gabung Pemberontak Menentang Junta Militer

Kompas.com - 12/05/2021, 16:27 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

 

YANGON, KOMPAS.com - Mantan ratu kecantikan Myanmar dilaporkan bergabung bersama kelompok pemberontak dan menentang junta militer.

Negara di Asia Tenggara itu tengah berada dalam krisis sejak junta melakukan kudeta terhadap pemerintahan Aung San Suu Kyi pada 1 Februari.

Htar Htet Htet menjadi perwakilan Burma (nama lama Myanmar) dalam edisi pertama Miss Grand International di Thailand, 2013.

Baca juga: Perusahaan Global yang Sewa Kantor di Tanah Milik Militer Myanmar Berniat Pindah

Namun delapan tahun kemudian, si mantan ratu kecantikan kini berada di hutan belantara bersama kelompok pemberontak.

Pelatih senam berusia 32 tahun itu mengunggah momen ketika dia berpakaian baju tempur hitam, membawa senapan serbu.

"Sudah waktunya untuk melawan balik," kata dia di Facebook, sebagaimana diberitakan AFP pada Rabu (12/5/2021).

Dia menyerukan kepada publik untuk mendukung pergerakan pro-demokrasi menentang Tatmadaw, nama resmi junta militer.

"Apakah kalian memegang senjata, pena, maupun mendonasikan uang, semua harus ambil bagian agar revolusi ini tercapai," kata dia.

Selasa kemarin (11/5/2021), tepat 100 hari junta melakukan kudeta. Massa pun terus turun ke jalan dan menuntut demokrasi dipulihkan.

Baca juga: Etnis Bersenjata Myanmar Berusaha Tangani Covid-19 secara Mandiri sejak Kudeta

"Saya akan melawan sekuat mungkin. Saya sudah bersiap untuk memberikan semua yang saya miliki," kata Htar Htet Htet dari lokasi rahasia.

Penerusnya Htar, Miss Grand Myanmar Han Lay juga menyuarakan kritik terhadap kebrutalan Tatmadaw.

Lebih dari 700 orang tewas setelah junta dituding menggunakan peluru tajam dan senjata barat untuk memukul mundur massa.

Baca juga: Aung San Suu Kyi Akan Hadir Langsung di Pengadilan Myanmar pada 24 Mei

Kebrutalan yang ditunjukkan junta membuat pemberontak, yang selama ini bertikai dengan mereka, menyerukan semua elemen masyarakat untuk bersatu.

Pemberontak semakin masif dengan menyerang sejumlah pos keamanan. Memunculkan kekhawatiran akan terjadinya perang sipil.

Militer sendiri membalas dengan menggelar serangan udara ke kantong perlawanan, membuat ribuan penduduknya mengungsi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com