YANGON, KOMPAS.com - Mantan ratu kecantikan Myanmar dilaporkan bergabung bersama kelompok pemberontak dan menentang junta militer.
Negara di Asia Tenggara itu tengah berada dalam krisis sejak junta melakukan kudeta terhadap pemerintahan Aung San Suu Kyi pada 1 Februari.
Htar Htet Htet menjadi perwakilan Burma (nama lama Myanmar) dalam edisi pertama Miss Grand International di Thailand, 2013.
Namun delapan tahun kemudian, si mantan ratu kecantikan kini berada di hutan belantara bersama kelompok pemberontak.
Pelatih senam berusia 32 tahun itu mengunggah momen ketika dia berpakaian baju tempur hitam, membawa senapan serbu.
"Sudah waktunya untuk melawan balik," kata dia di Facebook, sebagaimana diberitakan AFP pada Rabu (12/5/2021).
Dia menyerukan kepada publik untuk mendukung pergerakan pro-demokrasi menentang Tatmadaw, nama resmi junta militer.
"Apakah kalian memegang senjata, pena, maupun mendonasikan uang, semua harus ambil bagian agar revolusi ini tercapai," kata dia.
Selasa kemarin (11/5/2021), tepat 100 hari junta melakukan kudeta. Massa pun terus turun ke jalan dan menuntut demokrasi dipulihkan.
"Saya akan melawan sekuat mungkin. Saya sudah bersiap untuk memberikan semua yang saya miliki," kata Htar Htet Htet dari lokasi rahasia.
Penerusnya Htar, Miss Grand Myanmar Han Lay juga menyuarakan kritik terhadap kebrutalan Tatmadaw.
Lebih dari 700 orang tewas setelah junta dituding menggunakan peluru tajam dan senjata barat untuk memukul mundur massa.
Kebrutalan yang ditunjukkan junta membuat pemberontak, yang selama ini bertikai dengan mereka, menyerukan semua elemen masyarakat untuk bersatu.
Pemberontak semakin masif dengan menyerang sejumlah pos keamanan. Memunculkan kekhawatiran akan terjadinya perang sipil.
Militer sendiri membalas dengan menggelar serangan udara ke kantong perlawanan, membuat ribuan penduduknya mengungsi.
https://www.kompas.com/global/read/2021/05/12/162706770/mantan-ratu-kecantikan-myanmar-gabung-pemberontak-menentang-junta-militer