Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Vaksin Covid-19 Sinovac Disebut Sangat Efektif di Indonesia, Bagaimana di Negara Lain?

Kompas.com - 12/05/2021, 12:03 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Bloomberg

Laporan Bloomberg menyatakan hasil itu menjadi nilai tambah bagi misi China, yang berniat memasok negara berkembang dalam upaya meningkatkan pengaruh dan kedudukannya.

Ini juga menjadi “pembenaran”, di tengah kritik bahwa pengembang vaksin China mengungkapkan lebih sedikit data dan kurang transparansi tentang kejadian buruk yang parah, dibandingkan dengan vaksin dari perusahaan barat.

“Hasil dari aplikasi dunia nyata dan data ilmiah yang kami miliki dari uji klinis akan memungkinkan dunia untuk menilai vaksin kami secara komprehensif, ”kata Yin.

“Kami mendorong mitra dan pemerintah di negara tempat vaksin kami digunakan, untuk merilis data tersebut secepat mungkin.”

Indonesia adalah salah satu negara paling awal yang memasang taruhannya pada vaksin buatan perusahaan China ini.

Baca juga: Macron Serukan AS untuk Cabut Pembatasan Ekspor Vaksin Covid-19

Pertaruhan Indonesia

Pada Januari, Presiden Joko Widodo menjadi pemimpin besar dunia pertama yang menerima suntikan Sinovac dalam upaya untuk memadamkan skeptisisme di dalam dan luar negeri.

Sejak itu, ekonomi terbesar di Asia Tenggara ini telah mengelola lebih dari 22 juta dosis. Sebagian besar dosis itu adalah Sinovac, sebagai upaya mencapai kekebalan kawanan untuk 270 juta populasi pada akhir tahun ini.

“Angka efikasi minimal harus di atas 50 persen, jadi lebih dari itu, vaksin terbaik yang bisa didapatkan secepatnya, karena setiap suntikan yang diberikan bisa mencegah kematian,” kata Menteri Kesehatan Indonesia Budi Sadikin.

“Ini bukan hanya tentang mendapatkan tingkat kemanjuran tertinggi, tetapi menyuntik orang dengan cepat.”

Sementara negara tetangga Malaysia dan Thailand mengalami kebangkitan kasus, tingkat infeksi dan kematian baru di Indonesia telah stabil sejak puncak Januari.

Tetapi dengan besarnya populasi yang sebagian besar masih tidak terlindungi, liburan Idul Fitri yang akan datang dapat menyebabkan kasus meningkat sebanyak 60 persen.

“Pasalnya orang berkumpul dengan keluarga dan melakukan perjalanan pulang, meskipun ada larangan pemerintah,” Budi memperingatkan.

Helen Petousis-Harris, ahli vaksinasi di University of Auckland, mengatakan bahwa kemampuan vaksin untuk mengendalikan suatu penyakit memang bisa lebih tinggi di dunia nyata, dibandingkan jika diukur dalam uji klinis.

“Dalam pengalaman saya, kami sering gagal memprediksi dampak vaksin secara keseluruhan, sesuatu yang hanya bisa dilihat di dunia nyata setelah digunakan secara luas,” katanya.

“Mengurangi sebagian besar penyakit (melalui vaksinasi) tidak hanya penting untuk menyelamatkan nyawa, tetapi juga untuk mengurangi kemungkinan munculnya varian bermasalah.”

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com