Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dituding Kompromi dengan Ekstremis, Presiden Macron dapat Peringatan dari Militer Perancis

Kompas.com - 10/05/2021, 17:51 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber AFP

PARIS, KOMPAS.com - Sekelompok tentara aktif Perancis menerbitkan surat terbuka di majalah konservatif baru-baru ini, yang berisi peringatan kepada Presiden Perancis Emmanuel Macron.

Mereka menyatakan bahwa "kelangsungan hidup" Perancis dipertaruhkan setelah Presiden Macron membuat "kompromi" terhadap ekstremisme.

Baca juga: Para Jenderal Perancis Keluarkan Seruan Hasutan Kudeta Militer, Macron Ancam Beri Hukuman

Surat yang diterbitkan di majalah konservatif Valeurs Actuelles yang diterbitkan pada Minggu malam (9/5/2021). Isinya menggemakan seruan serupa dari surat yang dicetak di majalah yang sama bulan lalu, yang memperingatkan akan terjadinya konflik sipil.

Surat sebelumnya, yang ditandatangani oleh segelintir perwira dan sekitar 20 jenderal semi-pensiunan, memicu kehebohan di Perancis.

Perdana Menteri Perancis Jean Castex menyebutnya sebagai campur tangan yang tidak dapat diterima. Sementara Jenderal Tertinggi Perancis bersumpah, mereka yang berada di belakang surat itu akan dihukum.

Tidak jelas berapa banyak orang di belakang surat ini atau apa pangkat mereka. Berbeda dengan surat sebelumnya, surat ini juga terbuka untuk ditandatangani oleh umum.

"Kami tidak berbicara tentang memperpanjang mandat Anda atau menaklukkan orang lain. Kami berbicara tentang kelangsungan hidup negara kami, kelangsungan hidup negara Anda," kata surat itu, yang ditujukan kepada Macron dan kabinetnya.

Para penulis menggambarkan diri mereka sebagai tentara yang bertugas dari generasi muda militer, yang disebut "generasi api" yang masih aktif berdinas.

"Mereka (tentara) telah mempersembahkan dirinya untuk menghancurkan ekstremisme yang telah Anda (Macron dan kabinetnya) berikan ‘kompromi’ pada tanah kami."

Baca juga: Macron Puji Piagam Muslim Perancis untuk Lawan Ekstremisme

Surat terbuka ini disebut berasal dari tentara yang juga pernah bertugas dalam operasi keamanan di Perancis, yang diluncurkan setelah gelombang serangan pada 2015.

Masalahnya, menurut pengamatan mereka beberapa komunitas ekstremis menilai, "Perancis tidak berarti apa-apa selain obyek sarkasme, penghinaan, atau bahkan kebencian."

"Jika perang saudara pecah, militer akan menjaga ketertiban di tanahnya sendiri ... perang saudara sedang terjadi di Perancis dan Anda tahu itu dengan sangat baik," tulis surat itu melansir AFP pada Senin (10/5/2021).

Surat itu datang di tengah suasana politik yang memanas di Perancis jelang pemungutan suara 2022. Saat ini penantang utama Macron diperkirakan adalah pemimpin sayap kanan Marine Le Pen.

Perdana Menteri Jean Castex menyebut intervensi langka dalam politik oleh tokoh-tokoh militer dalam surat bulan lalu "sebuah inisiatif melawan semua prinsip republik kami, kehormatan dan tugas tentara".

Kepala staf angkatan bersenjata Perancis Jenderal Francois Lecointre mengatakan mereka yang menandatanganinya akan menghadapi hukuman, mulai dari pensiun penuh secara paksa hingga tindakan disipliner.

Baca juga: Telepon Pertama Biden ke Macron, Ini 4 Poin yang Dibahas

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Global
PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com