Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

25 Tewas saat Polisi Brasil Gerebek Pengedar Narkoba, PBB Prihatin

Kompas.com - 07/05/2021, 19:40 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber AFP

JENEWA, KOMPAS.com – PBB prihatin mengenai operasi polisi besar-besaran terhadap pengedar narkoba di kawasan kumuh Brasil yang menewaskan 20-an orang.

Sedikitnya 25 orang tewas pada Kamis (6/5/2021) pagi waktu setempat ketika polisi menggerebek wilayah Jacarezinho di sisi utara Rio de Janeiro, Brasil.

Penggerebekan pada pagi hari itu menjadi adu tembak. Warga setempat mendengar suara ledakan, tembakan senjata berat, dan helikopter di udara.

Baca juga: Adu Tembak Saat Polisi Gerebek Pengedar Narkoba di Favela Brasil, 25 Tewas

Kelompok yang digerebek dituduh merekrut anak di bawah umur untuk perdagangan narkoba, perampokan, penyerangan, dan pembunuhan kata polisi dalam keterangannya.

Kawasan tersebut juga dianggap sebagai basis Comando Vermelho atau Komando Merah, geng narkoba terbesar di Rio de Janeiro sebagaimana dilansir AFP.

"Kami sangat terganggu oleh pembunuhan itu," kata Juru Bicara Kantor Hak Asasi Manusia (HAM) PBB Rupert Colville kepada wartawan di Jenewa, Jumat (7/5/2021).

Dia menambahkan, operasi itu tampaknya merupakan operasi yang paling mematikan dalam 10 tahun terakhir di Rio de Janeiro.

Baca juga: Kucing Ini Tertangkap Sedang Menyelundupkan Narkoba ke Dalam Penjara

"Kami mengingatkan pihak berwenang Brasil bahwa penggunaan kekerasan harus diterapkan hanya jika benar-benar diperlukan,” tambah Colville.

Dia juga mengatakan, aparat “Negeri Samba” harus selalu menghormati prinsip legalitas, kehati-hatian, kebutuhan, dan proporsionalitas.

"Kekuatan mematikan harus digunakan sebagai upaya terakhir, dan hanya dalam kasus di mana ada ancaman yang mengancam nyawa atau cedera serius,” umbuh Colville.

Colville menuturkan, Kantor HAM PBB telah menerima laporan yang "memprihatinkan" bahwa polisi tidak menyimpan bukti dari tempat kejadian perkara.

Baca juga: Bos Kartel Narkoba Meksiko Ini Ketar-ketir Anaknya Ditangkap Otoritas AS

"Kami meminta kantor kejaksaan untuk melakukan penyelidikan independen, menyeluruh, dan tidak memihak atas kasus tersebut sesuai dengan standar internasional,” ujar Colville.

Colville juga menekankan perlunya diskusi yang luas dan inklusif di Brasil tentang model penegakan hukum saat ini di kawasan kumuh.

Pasalnya, kawasan kumuh biasanya terjebak dalam lingkaran setan kekerasan yang mematikan.

Sementara itu, Rio de Janeiro, kota berpenduduk 6,7 juta orang, juga terkenal akan kekerasannya.

Baca juga: Berawal dari Cerita Nenek, Polisi Berhasil Bongkar Sindikat Narkoba Mafia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com