Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mantan Presiden Maladewa Dapat Serangan Bom yang Diklaim ISIS

Kompas.com - 07/05/2021, 17:20 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber The Sun

MALE, KOMPAS.com - ISIS mengklaim bertanggung jawab dalam serangan bom terhadap seorang politisi terkemuka di Maladewa pada Kamis (6/5/2021).

Ketua parlemen dan mantan presiden Maladewa Mohamed Nasheed terluka setelah terkena pecahan peluru dari ledakan yang terjadi di luar rumahnya di ibu kota Maladewa.

Nasheed (53 tahun) adalah kritikus vokal terhadap ekstremis Muslim.

Baca juga: ISIS Bunuh Seorang Polisi dan Ledakan 2 Sumur Minyak Iran

Saat kejadian, ia hendak masuk ke dalam mobilnya di Male dan tiba-tiba bom meledak yang dipasang di motor yang berada di dekat situ.

Menurut media lokal melaporkan, seorang pria Inggris, 2 petugas militer, dan seorang pria lokal terluka atas kejadian tersebut.

ISIS kemudian mengklaim sebagai pihak yang bertanggung jawab dalam ledakan itu, menurut laporan di situs media Raajje.mv.

"Nasheed lolos dari upaya pembunuhan. Dia terluka, tapi kondisinya stabil," kata pejabat pemerintah, seperti yang dilansir dari The Sun pada Kamis (6/5/2021).

Baca juga: Skuadron Inggris Era Perang Dunia II Dambusters Bakal Dikerahkan Melawan ISIS

Diyakini cukup banyak warga Maladewa yang berkontribusi dalam aksi ISIS.

Tahun lalu, 3 pria ditikam ketika teroris terinspirasi oleh militan yang melancarkan serangan bom terhadap pekerja asing dan turis.

Para fanatik juga mengatakan bahwa mereka melakukan ledakan yang merusak 5 kapal di pelabuhan pada akhir tahun.

Pada 2019, pria 35 tahun diidentifikasi sebagai pemimpin ISIS di Maladewa oleh ototitas AS.

Baca juga: Pentolan ISIS Tertangkap di Turki Meski Sudah Palsukan Identitas

Ia ditangkap karena dicurigai memimpin perekrutan sebagai anggota ISIS di negara yanag mayoritas Muslim Sunni tersebut.

Presiden Maladewa Ibrahim Mohamed Solih yang berelasi dekat dengan Nasheed, mengatakan investigasi sedang dilakukan terhadap ledakan yang terjadi.

Gambar dari TV pemerintah menunjukkan layanan keamanan tengah mengamankan lokasi kejadian di Male.

"Mengutuk keras serangan bom terhadap Ketua Parlemen, Presiden Mohamed Nasheed malam ini," kata Menteri Luar Negeri Abdulla Shahid dalam sebuah tweet.

Baca juga: Transfer Jutaan “Dana untuk Isis”, Wanita 57 Tahun Mendadak Masuk Daftar Calon Teroris

"Serangan pengecut seperti ini tidak memiliki tempat dalam masyarakat kami. Pikiran dan doaku bersama Presiden Nasheed dan orang lain yang terluka dalam serangan bom ini, serta keluarga mereka," imbuh Shahid.

Nasheed adalah presiden pertama yang dipilih secara demokratis di Maladewa pada 2008 dan tetap menjadi tokoh berpengaruh sejak meninggalkan jabatannya pada 2012.

Dia adalah presiden partai yang berkuasa dan menjabat sebagai ketua parlemen sejak 2019.

Ledakan itu terjadi tepat sebelum aturan jam malam diberlakukan di ibu kota, sebagai bagian dari langkah-langkah untuk menahan penyebaran virus corona.

Baca juga: ISIS Eksekusi Penganut Kristen Koptik Mesir sebagai Peringatan agar Tak Dukung Militer

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

Global
Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Global
Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Global
Hubungan Biden-Netanyahu Kembali Tegang, Bagaimana ke Depannya?

Hubungan Biden-Netanyahu Kembali Tegang, Bagaimana ke Depannya?

Global
Kampus-kampus di Spanyol Nyatakan Siap Putuskan Hubungan dengan Israel

Kampus-kampus di Spanyol Nyatakan Siap Putuskan Hubungan dengan Israel

Global
Seberapa Bermasalah Boeing, Produsen Pesawat Terbesar di Dunia?

Seberapa Bermasalah Boeing, Produsen Pesawat Terbesar di Dunia?

Internasional
Terkait Status Negara, Palestina Kini Bergantung Majelis Umum PBB

Terkait Status Negara, Palestina Kini Bergantung Majelis Umum PBB

Global
Hamas Sebut Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza Kini Tergantung Israel

Hamas Sebut Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza Kini Tergantung Israel

Global
Antisemitisme: Sejarah, Penyebab, dan Manifestasinya

Antisemitisme: Sejarah, Penyebab, dan Manifestasinya

Internasional
Terjadi Lagi, Perundingan Gencatan Senjata Gaza Berakhir Tanpa Kesepakatan

Terjadi Lagi, Perundingan Gencatan Senjata Gaza Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com