Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Covid-19 Tak Pandang Bulu, Cerita Keluarga Mapan India Cari 15 RS Sebelum Ibunya Meninggal

Kompas.com - 02/05/2021, 17:53 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Al Jazeera

“Kami diberi tahu bahwa lab mengalami kesulitan menangani permintaan dari ribuan pasien untuk pengujian. Ibu saya sudah menderita diabetes dan penyakit ginjal kronis. Penundaan yang sistemik membunuhnya."

Sampai pihak keluarga menerima konfirmasi bahwa Oberoi memang positif Covid-19, mereka tidak dapat memulai pengobatan yang tepat.

“Penantian di setiap level membuat frustrasi dan menyebalkan. Suami saya dan saya bingung antara merawat ibu saya yang sakit dan menggunakan telepon untuk menghubungi rumah sakit dan dokter. Kami tidak tahu harus berbuat apa. itu gila,” kata Paliwal.

“Seluruh dunia bagaikan runtuh di sekitar kita.”

Baca juga: Negara Tetangga India Waspadai Sebaran Varian Baru Virus Corona Mutan Ganda

Begitu keluarga itu akhirnya mendapatkan ranjang rumah sakit, mereka menghela napas lega.

Namun Oberoi enggan untuk dirawat. “Dia terus mengatakan bahwa dia tidak memiliki perasaan baik tentang hal itu,” ingat putrinya.

“Saya pikir ibu saya memiliki firasat bahwa dia tidak mungkin keluar dari rumah sakit hidup-hidup.”

Tapi dia memberitahu ibunya bahwa mereka tidak punya pilihan lain. Masalahnya, Oberoi memiliki beberapa penyakit bawaan yang telah membahayakan kekebalannya, jadi dia membutuhkan perawatan khusus.

“Indra keenamnya terbukti benar, dia didorong sebagai orang yang hidup dan keluar sebagai jasad," kenangnya.

Guru sekolah tersebut percaya bahwa sistem medis India telah runtuh total "seperti rumah kartu," di bawah gelombang kedua virus corona.

Baca juga: Warga India Murka, Jutawan Kriket Tetap Berlaga di Kota Hotspot Covid-19

Sementara itu, pasar gelap menjamur dalam semalam, dengan obat-obatan perawatan dan tabung oksigen dijual kepada keluarga yang putus asa. Setidaknya kebutuhan medis itu dijual 10 kali lipat dari harga normal di sana.

Pada saat yang sama, kata Paliwal, politisi VIP dan selebriti diberi "perawatan karpet merah. Dokter terbaik tersedia untuk mereka, bahkan ketika orang biasa menderita bukan karena kesalahan mereka".

Sementara itu, kematian terus meningkat.

“Saya melihat enam hingga tujuh mayat dikremasi secara bersamaan dan tergesa-gesa ketika kami berada di tempat kremasi untuk upacara terakhir ibu saya. Tidak ada penghormatan atas semua kematian itu,” keluhnya.

“Seluruh warga negara telah ditinggalkan pada saat-saat yang paling mereka butuhkan, oleh mereka yang memegang jabatan tertinggi, yang dipercayakan untuk melayani dan melindungi mereka. Ini telah menjadi kesimpulan pahit dari pandemi ini bagi jutaan orang India."

Baca juga: Warga India Murka, Jutawan Kriket Tetap Berlaga di Kota Hotspot Covid-19

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

Global
Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Global
Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com