Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korea Utara Luncurkan Senjata Baru untuk Menargetkan Barat

Kompas.com - 29/04/2021, 23:19 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber The Sun

PYONGYANG, KOMPAS.com - Diktator Korea Utara, Kim Jong Un meluncurkan senjata mematikan baru untuk memata-matai Barat.

Senjata drone pengintai dan penyerang dapat digunakan untuk meluncurkan serangan terhadap Barat sebagai target.

Otoritas militer dari rezim komunis telah berhasil melakukan uji coba terhadap miniatur pesawat tak berawak, menurut laporan Daily NK.

Seorang sumber militer mengklaim kepada Daily NK bahwa uji coba drone tersebut berlangsung selama 3 hari dari 10 April di sebuah fasilitas di kota Gusong.

Sumber itu juga mengklaim bahwa uji coba drone tersebut diawasi oleh peneliti, insinyur, dan pejabat rezim, seperti yang dilansir dari The Sun pada Rabu (28/4/2021). 

Baca juga: Kim Jong Un Eksekusi Pejabat Korea Utara yang Beli Alat Medis Murah dari China

Serangan drone berbahaya

Pesawat tak berawak dikatakan mampu "mengintai secara presisi di daerah jauh di dalam garis depan".

Para panglima militer memuji pengembangan serangan drone yang dapat melakukan serangan "bunuh diri" secara presisi tehadap pasukan musuh di Barat.

Otoritas Korea Utara mengatakan telah mengembangkan drone yang dapat melakukan misi pengintaian terhadap fasilitas militer Korea Selatan.

Pesawat tak berawak itu juga dapat melakukan "serangan penjepit" terhadap tarhet Barat, menurut laporan Daily NK.

Para panglima militer telah menargetkan dapat menyelesaikan uji coba drone tersebut pada 1 April, bertepatan pada ulang tahun dari pendiri Korea Utara, Kim Il Sung, kakek dari Kim Jong Un.

Mereka juga mengatakan kepada kepala rezim pada 14 April bahwa mereka mereka telah berhasil melakukan "uji stabilisasi data taktis dan teknis akhir" dari drone.

Dia dilaporkan gembira dan memuji pengembangan drone sebagai "satu lagi landasan untuk mempromosikan kemajuan dan kekuatan Tentara Rakyat Korea."

Baca juga: Paus Fransiskus Menyatakan Minat Melakukan Kunjungan Kepausan ke Korea Utara

Senjata kimia

Dia dikatakan telah memuji "kerja keras dari semua peneliti, yang memimpin dalam memastikan kemajuan historis militer Partai kami sebagai yang terkuat".

Produksi drone dikatakan telah diluncurkan mulai 15 April dan akan beroperasi pada November.

Sebelumnya diklaim bahwa tiran Korea Utara itu telah mengumpulkan ratusan drone penyerang yang mampu membawa senjata biologi dan kimia.

Seorang pembelot Korea Utara, yang menggunakan nama samaran sebagai Jin-myeong Han, mengatakan bahwa mesin terbang Kim dapat melancarkan serangan ke Seoul dalam waktu 1 jam.

Itu terjadi di tengah kekhawatiran Kim bisa memiliki gudang senjata mematikan yang terdiri dari 240 senjata nuklir dan rudal balistik yang bisa melenyapkan Barat.

Baca juga: Kim Jong Un Rayakan Ulang Tahun Pendiri Korea Utara

Laporan penelitian oleh Asan Institute for Policy Studies dan Rand Corp memperkirakan negara komunis tersebut dapat memiliki hingga 242 senjata nuklir dan lusinan rudal balistik antarbenua pada 2027.

Dikatakan Kim Jong-un "tampaknya membangun kekuatan senjata nuklir yang mampu menaklukan semenanjung", memperingatkan "peningkatan" pertahanan Korea Selatan dan AS harus dilakukan "untuk pencegahan".

Laporan itu, berjudul Melawan Risiko Senjata Nuklir Korea Utara, yang mengatakan, "Diperkirakan jumlah total senjata nuklir Korea Utara pada 2027 antara 151 dan 242, di samping puluhan rudal balistik antarbenua."

"Kami memperkirakan jumlah senjata nuklir Korea Utara dari 2017 hingga 2027, dengan nilai awal 30 hingga 60 senjata nuklir pada 2017, dengan 1-2 senjata plutonium ditambahkan pada 2020, dan dengan jumlah 12 atau 18 senjata yang bertambah per tahun."

Laporan tersebut menyerukan kepada Seoul dan Washington untuk melihat opsi, seperti menggunakan senjata nuklir strategis AS untuk menargetkan Korea Utara agar mencegah upaya perang nuklir.

Baca juga: Pembelot Korea Utara Ini Takut Dipotong-potong oleh Kim Jong Un

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Global
ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Global
143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

Global
AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

Global
Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com