LONDON, KOMPAS.com - Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan dia lebih suka melihat "tumpukan mayat" daripada membawa negara itu ke lockdown ketiga, sumber yang akrab dengan percakapan tersebut mengatakan kepada BBC.
Pernyataan itu dikatakan telah dibuat musim gugur lalu, tepat saat Inggris melakukan lockdown kedua.
Baca juga: PM Inggris Disebut Lebih Pilih Ribuan Mayat Menumpuk Tinggi daripada Lockdown Ketiga
Boris membantah keras mengucapkan frasa itu, dan menyebut laporan itu sebagai "kebohongan besar."
Rachel Reeves dari Partai Buruh mendesak Boris meminta maaf. Menurutnya komentar itu "sungguh memuakkan".
Saat ini Pemerintahan Inggris juga menghadapi pertanyaan tentang kemungkinan sumbangan yang dibuat untuk mendekorasi ulang flat perdana menteri. Termasuk penyelidikan atas bocornya informasi tentang lockdown kedua di Inggris.
Inggris memasuki lockdown ketiganya pada 6 Januari.
Komentar Boris, pertama kali dilaporkan di Daily Mail, muncul pada akhir Oktober. Tepat ketika pemerintah mengumumkan akan ada penguncian kedua di Inggris, menyusul peningkatan tajam kasus virus corona.
Editor politik BBC Laura Kuenssberg mengatakan, pada saat itu, perdana menteri dilaporkan memiliki kekhawatiran besar tentang implikasi penguncian lainnya pada ekonomi, dan masalah kesehatan lain yang tidak terkait dengan Covid-19.
Menurutnya, isu ini mengingatkan kembali ke momen itu. Dan kembali ke klaim yang sangat serius yang dibuat oleh beberapa orang, yang terlibat dalam pengambilan keputusan, termasuk beberapa menteri.
“(Yakni) Bahwa keragu-raguan seputar penguncian kedua memang mengakibatkan jatuhnya korban jiwa," katanya.
Baca juga: Bantuan Inggris untuk Covid-19 India Sudah Datang, Ada 100 Ventilator
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.