Hewan ini juga dapat bertahan hanya dengan makan dari semak dan pohon, tidak bergantung pada rumput. Ini memungkinkan peternak memeliharanya dengan biaya lebih rendah.
Alhasil pada masa kejayaannya, unta diberdayakan untuk memindahkan barang dan manusia. Penggunaannya tidak hanya di sepanjang gurun, tapi sampai kota-kota kecil di wilayah Kesultanan Utsmaniyah pada masanya.
Bukti arkeologi juga menunjukkan penggunaan unta untuk tujuan selain perdagangan dan perjalanan.
Misalnya sebagai pekerja yang efisien, unta di pedesaan Mesir digunakan untuk membajak tanah, menggali dan mengeruk kanal, memperkuat tanggul kanal, membersihkan puing-puing dan lumpur yang menyumbat sumur.
Di berbagai daerah dan periode, unta juga semmpat diperlukan untuk pengangkutan persediaan senjata.
Baca juga: Susu Unta akan Dikembangkan jadi Susu Formula Bayi di Australia
Lebih lanjut Dr Yoyo menceritakan, dalam dunia arab modern, peran unta mulai bergeser. Seiring perkembangan zaman, kemunculan alat transportasi yang lebih cepat dan efisien menggeser fungsi hewan ini.
Perkembangan ekonomi juga disebut sebagai salah satu faktor yang menggeser penggunaan hewan ini.
Tepatnya sejak kilang-kilang minyak mulai ditemukan di gurun pasir, dan privatisasi lahan-lahan mulai dilakukan.
Akibat aktifitas itu, suku badui dengan ciri khasnya yang hidup mengembara juga mulai tergusur. Mereka mulai masuk ke desa-desa atau kota-kota dan melebur dengan kaum urban.
Jumlah penduduk asli Arab ini pun terus berkurang, berikut juga dengan unta yang menjadi andalan peradabannya.
“Dampaknya tidak hanya secara geografis (mencari lahan kosong), tapi juga mengubah cara hidup mereka karena melebur dengan masyarakat urban dan membuat mereka kehilangan identitasnya yang biasa hidup secara nomaden,” terang Ketua Pusat Kajian Timur Tengah UAD Yogyakarta itu.
Menurutnya, data-data pada tahun 1990-an juga sudah menunjukkan betapa kelompok asli Jazirah Arab itu sangat tersingkirkan.
Di wilayah-wilayah seperti Mesir, Sudan, Jordania, hingga wilayah Sinai Palestina, sekarang orang-orang badui berkurang drastis jumlahnya.
Baca juga: Video Viral, 80 Unta Dilepas Pemiliknya dan Rusak Fasilitas Warga
Saat orang-orang “indegienous” itu semakin terpinggir dan semakin berkurang perannya dalam struktur masyarakat, upaya pelestarian ternyata mulai dilakukan.
Bangsa Arab, seperti penduduk di wilayah sungai Sinai, menggunakan unta sebagai ikon budaya.