“Sekarang untanya juga dikontestasikan. Itu sebenarnya merupakan implikasi dari ketergerusan masyarakat indigenous. Cara itu digunakan untuk memunculkan kembali (unta), dan melestarikan keberadaan mereka,” ujar Dr Yoyo.
Perayaan kebudayaan di Arab Saudi yang menjadikan unta sebagai ikonnya, contohnya Festival Unta Raja Abdul Aziz.
Mengutip Gulf News, Penyelenggara Festival Unta Raja Abdul Aziz akrab sempat menerangkan bahwa, saat ini meskipun terjadi urbanisasi modern, unta tetap menjadi sumber kebanggaan.
“Perasaan bangga itu tidak hanya dimiliki oleh peternak unta, tetapi semua orang Arab, yang mengakui unta sebagai ikon warisan, kehidupan, dan ekonomi Arab.”
Menurutnya, secara historis unta dihargai karena karakteristiknya yang spesial dan unik.
Baca juga: Sejarah Islam di China Berkembang Pesat Sejak Abad ke-7, Sebelum Komunis Berkuasa
Mereka mungkin tidak lagi menjadi sumber utama transportasi, tetapi unta disebut tetap menjadi teman setia warga Arab. Kompetisi Unta dalam festival Raja Abdul Aziz (Miss Camel) Arab Saudi disebut mencadi cermin perayaan atas kehidupan masa lalu dan masa kini.
“Itu (unta) tertanam dalam tradisi yang kami banggakan, tetapi kami juga berpikiran maju dalam pendekatannya. Acara ini mendorong batas-batas teknologi dan kreativitas untuk menawarkan festival yang menyenangkan, unik, dan menarik bagi penggemar dari seluruh dunia,” katanya kepada Gulf News.
Unta dalam festival ini disebut memiliki peran pemersatu untuk Kerajaan Saudi dan Teluk sepanjang sejarah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.