Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Kota Kuno di AS, Penduduknya Gemar Pesta Berhari-hari

Kompas.com - 20/04/2021, 17:04 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Editor

KOMPAS.com - Di permukiman kuno Mississippi di Cahokia, acara-acara sosial menjadi dasar kehidupan masyarakat, bukan perdagangan atau ekonomi.

Sungguh malang para penyelenggara acara yang bertugas menyiapkan pesta-pesta liar di Cahokia.

Seribu tahun yang lalu, permukiman Mississippian - di sebuah situs dekat kota St Louis, Missouri di AS - terkenal karena pesta yang berlangsung selama berhari-hari.

Baca juga: Arkeolog yang Kepalanya Dipenggal ISIS karena Lindungi Kota Kuno Palmyra Ditemukan

Kerumunan berdesakan untuk mendapatkan ruang di alun-alun besar.

Minuman berkafein yang menyegarkan berpindah dari satu tangan ke tangan lain.

Peserta pesta meneriakkan taruhan saat para atlet melemparkan tombak dan batu.

Dan orang Cahokian berpesta tanpa henti.

2.000 bangkai rusa

Arkeolog yang menggali ke dalam lubang limbah kuno menemukan 2.000 bangkai rusa, yang diduga merupakan logistik sebuah pesta di Cahokia.

Baca juga: Kota Kuno Berusia 7.000 Tahun Ditemukan di Mesir

Suasana di Cahokia saat ini, yang sekarang menjadi situs UNESCO, jauh lebih tenang.

Namun, gundukan tanah yang menjulang tinggi mengisyaratkan warisan kota pra-Kolombia terbesar di utara Meksiko.

Cahokia adalah sebuah tempat yang bahasa, seni dan gejolak spiritualnya berkembang pesat, dengan populasi yang mungkin lebih dari 30.000 orang pada puncak 1050 M, membuatnya lebih besar, pada saat itu, dari Paris.

Apa yang Cahokia tidak miliki, itulah yang mengejutkan, tulis Annalee Newitz dalam buku terbarunya Four Lost Cities: A Secret History of the Urban Age.

Kota besar itu tidak memiliki pasar permanen, yang mengacaukan asumsi lama bahwa perdagangan adalah prinsip penting dari urbanisasi.

"Cahokia sebenarnya adalah pusat budaya, alih-alih pusat perdagangan. Itu masih mengejutkan saya. Saya terus bertanya-tanya 'Di mana mereka berdagang? Siapa yang menghasilkan uang?'" kata Newitz.

Baca juga: Arkeolog Temukan Kota Kuno Firaun Berusia 3.000 Tahun di Mesir

"Jawabannya adalah tidak ada. Itu bukan alasan mereka membangun tempat itu."

"Ini jelas merupakan bias yang mempengaruhi para arkeolog sebelumnya," katanya.

Saat menggali kota-kota di Mesopotamia, para peneliti menemukan bukti bahwa perdagangan adalah prinsip yang mengatur perkembangan kota, kemudian mengarahkan lensa yang sama pada kota-kota kuno di seluruh dunia.

"Banyak yang mengira ini pasti menjadi dasar bagi semua kota di masa-masa awal. Ini menyebabkan generasi selanjutnya mencari hal semacam itu di mana-mana," kata Pauketat.

Bukan hanya Newitz yang terkejut.

Asumsi bahwa perdagangan adalah kunci kehidupan perkotaan telah lama membentuk pandangan Barat tentang masa lalu, jelas arkeolog Timothy Pauketat, yang telah mempelajari Cahokia selama beberapa dekade.

Mereka tidak menemukan pusat perdagangan di Cahokia, yang diyakini Pauketat sebagai tempat untuk menjembatani dunia antara yang hidup dan yang mati.

Bagi banyak budaya yang berakar pada Cahokia kuno, "air adalah penghalang antara dunia orang hidup dan dunia orang mati," kata Pauketat.

Baca juga: Sejarah Pompeii, Kota Kuno di Bawah Tumpukan Abu Vesuvius

Terbentang di lanskap yang menggabungkan daratan dengan petak-petak rawa, Cahokia mungkin berfungsi sebagai semacam persimpangan spiritual.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com