Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ayah Paksa Anak Diet dengan Kontrak "Dilarang Gendut sampai Mati", Akhirnya Dipenjara

Kompas.com - 19/04/2021, 19:06 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber BBC

READING, KOMPAS.com - Seorang ayah di Inggris yang terobsesi dengan kebugaran dan diet, memaksa putrinya menandatangani kontrak "dilarang gendut sampai mati".

Akibat perbuatannya tersebut, pria bernama Rachid Khadla itu dijebloskan ke penjara selama 30 bulan.

Keterangan Pengadilan Reading Crown yang dilansir BBC pada Sabtu (17/4/2021) menyatakan, Khadla yang berasal dari Windsor, Berkshire, Inggris, kerap mengasari dan membatasi hidup ketiga anaknya selama bertahun-tahun.

Baca juga: [TRIVIA] 10 Tradisi Pernikahan Aneh: Payudara Diludahi Bapak, Pengantin Dilarang ke WC

Pria 56 tahun itu dinyatakan bersalah atas penyerangan dan kekerasan terhadap anak-anaknya yang sekarang semuanya sudah dewasa.

Saat menjatuhkan putusan, hakim Kirsty Real menyebutnya sebagai penindasan.

Rachid Khadla ayah yang paksa putrinya tandatangi kontrak dilarang gendut karena terobsesi diet.THAMES VALLEY POLICE via BBC Rachid Khadla ayah yang paksa putrinya tandatangi kontrak dilarang gendut karena terobsesi diet.
Crown Prosecution Service (CPS) mengatakan, Khadla terobsesi dengan kebugaran dan diet.

Dia memaksa putrinya menandatangani dokumen yang mewajibkan banyak latihan, dan berjanji tidak akan menjadi gendut bahkan sampai mati.

Jaksa Alex Krikler mengatakan di pengadilan, Khadla juga pernah melempar kursi ke putrinya saat berusia 9 tahun, menyebabkan keloid di telinganya yang butuh banyak operasi dan perawatan.

Baca juga: Ayah Bocah 7 Tahun Ceritakan Detik-detik Anaknya Ditembak Mati Aparat Myanmar

Semua tiga anak Khadla sering dikasari secara fisik dengan sendok kayu di tangan mereka, dan diberitahu dengan siapa saja boleh berteman serta aktivitas apa yang dapat dilakukan.

Perilaku Khadla terbongkar pada 2019 ketika putra remajanya melapor ke polisi bahwa ayahnya telah mencekik dan memukulinya.

Dalam pernyataan korban, putra sulungnya mengaku penindasan yang dialaminya sejak usia 5 tahun membuatnya memiliki masalah kesehatan mental berkepanjangan.

Dia menggambarkan ayahnya sebagai orang pintar yang merencanakan dan menghitung setiap gerakan.

Baca juga: Ayah Memilih Tidak Rusak Mobil, Bayi 1 Tahun Meninggal Kepanasan

Ia menambahkan, penindasan itu juga membuatnya diintimidasi di sekolah, tetapi bukan apa-apa dibandingkan yang dialaminya di rumah.

Namun Khadla mengaku tidak bersalah atas dua dakwaan penyerangan yang menyebabkan cedera tubuh dan tiga dakwaan kekerasan terhadap seorang anak.

Hakim Real mengatakan, Khadla jelas menghancurkan masa kecil anak-anaknya melalui berbagai insiden kekerasa selama bertahun-tahun.

"Anda adalah penindas, dan Anda tidak mau menerima atau mengakui itu," kata Real dikutip dari BBC.

Baca juga: Ayah dan Anak Tewas Dianiaya Polisi, Kasus George Floyd Terulang di India

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok Sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok Sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia Demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia Demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

Global
Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Global
Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com