Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini dalam Sejarah: Albert Einstein Meninggal Dunia dalam Tidurnya

Kompas.com - 18/04/2021, 16:27 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

KOMPAS.com - Hari ini (18/4), 65 tahun lalu, seorang ilmuwan besar meninggal dunia, pada usia 76 tahun.

Sebuah foto yang diambil di Princeton, New Jersey pada 1955 menjadi terkenal saat itu. Gambarnya memperlihatkan kantor Albert Einstein pada hari dia meninggal.

Orang mungkin akan membayangkan, pemikir dengan kecerdasan superior seperti itu akan memiliki sistem produktivitas terbaik, untuk menjaga otak briliannya sebebas mungkin melahirkan berbagai ide inovatif.

Tapi sebaliknya, meja kerja Einstein ditinggalkan dalam kondisi sangat berantakan.

Belakangan, penelitian yang diterbitkan dalam Psychological Science mengungkap hubungan antara kreativitas dan keteraturan. Ditemukan ternyata kondisi yang “berantakan” bagi kebanyakan orang dapat mendorong individu itu menghasilkan ide baru yang inspiratif dibandingkan mereka yang lebih “rapi.”

Albert Einstein adalah salah satu fisikawan matematika paling cemerlang dan berpengaruh dalam sejarah manusia. Puluhan tahun setelah kematiannya, dia masih dikenal luas sebagai representasid dari kejeniusan manusia.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: 6 April, Olimpiade Modern Pertama Digelar di Yunani

Berjuang dibangku sekolah

Albert Einstein lahir pada 14 Maret 1879, di kota Ulm, Jerman. Sejak usia dini, Einstein terpesona oleh matematika, sains, dan musik.

Meski pada akhirnya dia akan mengungkapkan cara kerja alam semesta, Einstein awalnya berjuangan sebagai seorang murid, gagal ujian, dan sempat terlibat konflik dengan pemerintahan.

Pada 1903, ia menikah dengan mantan teman sekelasnya, Mileva Mari?, meskipun orang tuanya tidak setuju.

Mari? diketahui juga merupakan seorang fisikawan. Dia disebut juga memberikan kontribusi yang signifikan pada karya suaminya yang inovatif.

Pasangan itu memiliki seorang putri pada 1902 (yang diserahkan untuk adopsi), dan kemudian memiliki dua putra.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Twit Pertama di Twitter, Apa Isinya?

Annus Mirabilis

Pada 1905, Albert Einstein bekerja sebagai juru tulis di kantor paten di Bern, Swiss. Pria yang saat itu berusia 26 tahun tersebut, baru saja menyerahkan tesis doktoralnya ke Universitas Zurich.

Einstein bekerja keras menulis empat makalah dalam satu tahun. Penelitiannya inilah yang pada akhirnya mengubah dunia sains dunia.

Temuan Einstein antara lain meletakkan dasar fisika kuantum, memperkenalkan teori relativitas khusus, dan menentukan dasar ilmiah energi nuklir saat itu.

Itulah alasan kenapa tahun 1905 sering disebut sebagai annus mirabilis (atau “tahun ajaib” dalam bahasa Latin).

Pada 1919, saat bekerja sebagai profesor fisika teoretis di Universitas Berlin, Einstein berteori bahwa gerhana matahari akan memberi kesempatan untuk mengobservasi efek gravitasi pada cahaya.

Ketika laporan prediksinya terbukti benar, pengetahuan itu tidak hanya mengejutkan seluruh komunitas ilmiah, tetapi seluruh dunia.

"Teori Baru Alam Semesta. Gagasan Newtonian Digulingkan," tulis berita utama di London Times.

Bertahun-tahun setelah “tahun keajaiban” Einstein, penemuannya yang luar biasa mulai menjadi pengetahuan umum.

Fisikawan ini terkenal dalam sekejap, dan menghabiskan beberapa tahun berikutnya bepergian, melakukan ceramah, dan menghadiri penghargaan.

Dia juga menjadi pendiri Universitas Ibrani di Yerusalem pada 1921, dan memenangkan Hadiah Nobel pada tahun yang sama.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Terbentuknya VOC, Perusahaan Terbesar dan Terkaya di Dunia

Albert Einstein adalah seorang pasifis dan Yahudi yang blak-blakan. Alhasil ketika Hitler berkuasa di tampuk kekuasaan Jerman, dia membuat keputusan untuk pindah ke Amerika Serikat.

Dia menerima posisi di Institute for Advanced Study di Princeton, New Jersey. Fisikawan itu kemudian tidak akan pernah menginjakkan kaki di negara kelahirannya lagi.

Einstein dan era atom 

Sebulan sebelum Perang Dunia II, Einstein dan koleganya, Leo Szilárd, menulis banyak surat kepada Presiden AS Franklin D Roosevelt. Dia menyuarakan peringatan bahwa Jerman sedang mengembangkan "bom jenis baru yang sangat kuat".

Pemimpin AS saat itu menanggapi surat-surat tersebut dengan serius. Segera setelah itu, Komite Penasihat Uranium (pendahulu Proyek Manhattan) dibentuk.

Insider melaporkan, bahwa Einstein sejatinya memiliki rasa bersalah karena perannya dalam memicu pengembangan senjata atom. Dia bahkan terus berbicara menentang penggunaannya sepanjang 1940-an dan seterusnya.

Baca juga: [HARI INI DALAM SEJARAH] Ides of March, Momen Pembunuhan Julius Caesar

Melihat kesejajaran antara perlakuan terhadap orang Yahudi di Jerman dan orang Afrika-Amerika di “Negeri Paman Sam”, Einstein lalu terlibat menjadi anggota Asosiasi Nasional untuk Kemajuan Orang Berwarna (NAACP).

Dia berkampanye untuk hak-hak sipil. Dalam pidatonya yang terkenal di Lincoln University, dia menyebut masalah rasial sebagai "penyakit orang kulit putih."

"Saya tidak akan diam tentang itu (isu rasial)," mengutip Insider.

Pada 1952, Einstein menolak tawaran dari perdana menteri Israel, David Ben-Gurion, untuk menjadi presiden Israel.

Pada usia 76, Einstein menderita aneurisma aorta perut, tetapi memilih untuk tidak menjalani operasi saat tiba di rumah sakit.

“Saya ingin pergi kapan pun saya mau. Tidak berguna rasanya, memperpanjang hidup secara artifisial. Saya telah melakukan bagian saya, sekarang saatnya untuk pergi. Saya akan melakukannya dengan elegan," kata dia dipengujung sisa hidupnya.

Albert Einstein meninggal dalam tidurnya pada 18 April 1955.

Meskipun pria itu sendiri telah tiada, warisan dan pandangan dunia yang unik dari fisikawan eksentrik ini, terus memengaruhi dan menginspirasi umat manusia hingga hari ini.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

Global
AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

Global
9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

Global
Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Global
ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Global
143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

Global
AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

Global
Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com