Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Hari Ini dalam Sejarah: Albert Einstein Meninggal Dunia dalam Tidurnya

Sebuah foto yang diambil di Princeton, New Jersey pada 1955 menjadi terkenal saat itu. Gambarnya memperlihatkan kantor Albert Einstein pada hari dia meninggal.

Orang mungkin akan membayangkan, pemikir dengan kecerdasan superior seperti itu akan memiliki sistem produktivitas terbaik, untuk menjaga otak briliannya sebebas mungkin melahirkan berbagai ide inovatif.

Tapi sebaliknya, meja kerja Einstein ditinggalkan dalam kondisi sangat berantakan.

Belakangan, penelitian yang diterbitkan dalam Psychological Science mengungkap hubungan antara kreativitas dan keteraturan. Ditemukan ternyata kondisi yang “berantakan” bagi kebanyakan orang dapat mendorong individu itu menghasilkan ide baru yang inspiratif dibandingkan mereka yang lebih “rapi.”

Albert Einstein adalah salah satu fisikawan matematika paling cemerlang dan berpengaruh dalam sejarah manusia. Puluhan tahun setelah kematiannya, dia masih dikenal luas sebagai representasid dari kejeniusan manusia.

Meski pada akhirnya dia akan mengungkapkan cara kerja alam semesta, Einstein awalnya berjuangan sebagai seorang murid, gagal ujian, dan sempat terlibat konflik dengan pemerintahan.

Pada 1903, ia menikah dengan mantan teman sekelasnya, Mileva Mari?, meskipun orang tuanya tidak setuju.

Mari? diketahui juga merupakan seorang fisikawan. Dia disebut juga memberikan kontribusi yang signifikan pada karya suaminya yang inovatif.

Pasangan itu memiliki seorang putri pada 1902 (yang diserahkan untuk adopsi), dan kemudian memiliki dua putra.

Annus Mirabilis

Pada 1905, Albert Einstein bekerja sebagai juru tulis di kantor paten di Bern, Swiss. Pria yang saat itu berusia 26 tahun tersebut, baru saja menyerahkan tesis doktoralnya ke Universitas Zurich.

Einstein bekerja keras menulis empat makalah dalam satu tahun. Penelitiannya inilah yang pada akhirnya mengubah dunia sains dunia.

Temuan Einstein antara lain meletakkan dasar fisika kuantum, memperkenalkan teori relativitas khusus, dan menentukan dasar ilmiah energi nuklir saat itu.

Itulah alasan kenapa tahun 1905 sering disebut sebagai annus mirabilis (atau “tahun ajaib” dalam bahasa Latin).

Pada 1919, saat bekerja sebagai profesor fisika teoretis di Universitas Berlin, Einstein berteori bahwa gerhana matahari akan memberi kesempatan untuk mengobservasi efek gravitasi pada cahaya.

Ketika laporan prediksinya terbukti benar, pengetahuan itu tidak hanya mengejutkan seluruh komunitas ilmiah, tetapi seluruh dunia.

"Teori Baru Alam Semesta. Gagasan Newtonian Digulingkan," tulis berita utama di London Times.

Bertahun-tahun setelah “tahun keajaiban” Einstein, penemuannya yang luar biasa mulai menjadi pengetahuan umum.

Fisikawan ini terkenal dalam sekejap, dan menghabiskan beberapa tahun berikutnya bepergian, melakukan ceramah, dan menghadiri penghargaan.

Dia juga menjadi pendiri Universitas Ibrani di Yerusalem pada 1921, dan memenangkan Hadiah Nobel pada tahun yang sama.

Albert Einstein adalah seorang pasifis dan Yahudi yang blak-blakan. Alhasil ketika Hitler berkuasa di tampuk kekuasaan Jerman, dia membuat keputusan untuk pindah ke Amerika Serikat.

Dia menerima posisi di Institute for Advanced Study di Princeton, New Jersey. Fisikawan itu kemudian tidak akan pernah menginjakkan kaki di negara kelahirannya lagi.

Einstein dan era atom 

Sebulan sebelum Perang Dunia II, Einstein dan koleganya, Leo Szilárd, menulis banyak surat kepada Presiden AS Franklin D Roosevelt. Dia menyuarakan peringatan bahwa Jerman sedang mengembangkan "bom jenis baru yang sangat kuat".

Pemimpin AS saat itu menanggapi surat-surat tersebut dengan serius. Segera setelah itu, Komite Penasihat Uranium (pendahulu Proyek Manhattan) dibentuk.

Insider melaporkan, bahwa Einstein sejatinya memiliki rasa bersalah karena perannya dalam memicu pengembangan senjata atom. Dia bahkan terus berbicara menentang penggunaannya sepanjang 1940-an dan seterusnya.

Melihat kesejajaran antara perlakuan terhadap orang Yahudi di Jerman dan orang Afrika-Amerika di “Negeri Paman Sam”, Einstein lalu terlibat menjadi anggota Asosiasi Nasional untuk Kemajuan Orang Berwarna (NAACP).

Dia berkampanye untuk hak-hak sipil. Dalam pidatonya yang terkenal di Lincoln University, dia menyebut masalah rasial sebagai "penyakit orang kulit putih."

"Saya tidak akan diam tentang itu (isu rasial)," mengutip Insider.

Pada 1952, Einstein menolak tawaran dari perdana menteri Israel, David Ben-Gurion, untuk menjadi presiden Israel.

Pada usia 76, Einstein menderita aneurisma aorta perut, tetapi memilih untuk tidak menjalani operasi saat tiba di rumah sakit.

“Saya ingin pergi kapan pun saya mau. Tidak berguna rasanya, memperpanjang hidup secara artifisial. Saya telah melakukan bagian saya, sekarang saatnya untuk pergi. Saya akan melakukannya dengan elegan," kata dia dipengujung sisa hidupnya.

Albert Einstein meninggal dalam tidurnya pada 18 April 1955.

Meskipun pria itu sendiri telah tiada, warisan dan pandangan dunia yang unik dari fisikawan eksentrik ini, terus memengaruhi dan menginspirasi umat manusia hingga hari ini.

https://www.kompas.com/global/read/2021/04/18/162734270/hari-ini-dalam-sejarah-albert-einstein-meninggal-dunia-dalam-tidurnya

Terkini Lainnya

Saat Ratusan Ribu Orang Antar Presiden Iran Ebrahim Raisi ke Tempat Peristirahatan Terakhirnya...

Saat Ratusan Ribu Orang Antar Presiden Iran Ebrahim Raisi ke Tempat Peristirahatan Terakhirnya...

Global
Arab Saudi Setop Keluarkan Izin Umrah untuk Berlaku Sebulan

Arab Saudi Setop Keluarkan Izin Umrah untuk Berlaku Sebulan

Global
Kerusuhan dan Kekerasan Terjadi di Kaledonia Baru, Apa yang Terjadi?

Kerusuhan dan Kekerasan Terjadi di Kaledonia Baru, Apa yang Terjadi?

Global
[POPULER GLOBAL] 20 Penumpang Singapore Airlines di ICU | Israel Kian Dikucilkan

[POPULER GLOBAL] 20 Penumpang Singapore Airlines di ICU | Israel Kian Dikucilkan

Global
 Pertama Kali, Korea Utara Tampilkan Foto Kim Jong Un Beserta Ayah dan Kakeknya

Pertama Kali, Korea Utara Tampilkan Foto Kim Jong Un Beserta Ayah dan Kakeknya

Global
Penumpang Singapore Airlines Dirawat Intensif, 22 Cedera Tulang Belakang, 6 Cedera Tengkorak

Penumpang Singapore Airlines Dirawat Intensif, 22 Cedera Tulang Belakang, 6 Cedera Tengkorak

Global
Krisis Kemanusiaan Gaza Kian Memburuk, Operasi Kemanusiaan Hampir Gagal

Krisis Kemanusiaan Gaza Kian Memburuk, Operasi Kemanusiaan Hampir Gagal

Global
Nikki Haley, Saingan Paling Keras Trump Berbalik Arah Dukung Trump

Nikki Haley, Saingan Paling Keras Trump Berbalik Arah Dukung Trump

Global
Rusia Serang Kharkiv, Ukraina Evakuasi 10.980 Orang

Rusia Serang Kharkiv, Ukraina Evakuasi 10.980 Orang

Global
Menerka Masa Depan Politik Iran Setelah Kematian Presiden Raisi

Menerka Masa Depan Politik Iran Setelah Kematian Presiden Raisi

Global
Ongkos Perang Ukraina Mulai Bebani Negara Barat

Ongkos Perang Ukraina Mulai Bebani Negara Barat

Global
Israel Mulai Dikucilkan Negara-negara Eropa, Bisakah Perang Segera Berakhir?

Israel Mulai Dikucilkan Negara-negara Eropa, Bisakah Perang Segera Berakhir?

Global
Rangkuman Hari Ke-819 Serangan Rusia ke Ukraina: Pemulangan 6 Anak | Perebutan Desa Klischiivka

Rangkuman Hari Ke-819 Serangan Rusia ke Ukraina: Pemulangan 6 Anak | Perebutan Desa Klischiivka

Global
China 'Hukum' Taiwan yang Lantik Presiden Baru dengan Latihan Militer

China "Hukum" Taiwan yang Lantik Presiden Baru dengan Latihan Militer

Global
UPDATE Singapore Airlines Alami Turbulensi, 20 Orang Masuk ICU di RS Thailand

UPDATE Singapore Airlines Alami Turbulensi, 20 Orang Masuk ICU di RS Thailand

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke