MADRID, KOMPAS.com - Pemerintah Perdana Menteri Sosialis Spanyol Pedro Sanchez memulai proses untuk membuka kuburan massal, yang berisi jenazah lebih dari 33.000 korban perang saudara pada 1936-1939 di negara itu.
Para pejabat meminta izin yang memungkinkan mereka mulai menggali jenazah dari The Valley of the Fallen, menurut pernyataan dari Kementerian Dalam Negeri Spanyol yang diterbitkan Senin (12/4/2021).
Baca juga: Bandar Narkoba Spanyol Bangun Kapal Selam Khusus, Mampu Angkut 2 Ton Obat Terlarang
Mausoleum atau kuburan megah dan luas itu berada di pinggiran Madrid. Tempat itu dibangun oleh mantan diktator fasis Spanyol Francisco Franco.
Jenazahnya dimakamkan di ruang bawah tanah Basilika Salib Suci, dan beberapa di antaranya telah diklaim oleh anggota keluarga, menurut kementerian itu.
Proyek ini akan melibatkan pekerjaan konstruksi, yang akan memungkinkan pekerja mengakses dan memindahkan jasad dengan aman.
Permintaan itu diajukan setelah pemerintah menyetujui dana 665.000 euro (793.000 dollar AS) setara Rp 11,5 miliar untuk proyek tersebut pada 30 Maret.
Baca juga: Spanyol Sahkan UU Eutanasia untuk Bantu Seseorang Mengakhiri Hidup
Menurut pernyataan otoritas Spanyol kepada CNN, diperkirakan sejak 1959 jasad lebih dari 33.000 korban Perang Saudara Spanyol dikirim ke lokasi itu dari seluruh negeri. Ruang bawah tanah yang berisi jenazah belum dibuka sejak itu.
Analisis struktural dari kuburan bawah tanah dilakukan antara 2017 dan 2019. Ini memungkinkan para pejabat untuk mengidentifikasi kemungkinan untuk masuk ke dalamnya.
Pada 29 Maret, kementerian juga mengumumkan alokasi tiga juta euro (3,58 juta dollar AS) setara Rp 52,5 miliar.
Dana itu dialokasikan untuk program yang lebih luas, didedikasikan untuk "pencarian, identifikasi dan memberikan penghormatan kepada orang-orang yang hilang selama perang saudara dan kediktatoran."
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.