Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ever Given Masih Ditahan, Pemilik Kapal Berusaha Nego Harga Pembebasan dari Terusan Suez

Kompas.com - 14/04/2021, 15:29 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber AFP

SUEZ, KOMPAS.com - Perusahaan Jepang pemilik Ever Given, yang disita setelah memblokir Terusan Suez, mengatakan pihaknya sedang bernegosiasi dengan otoritas Mesir terkait kompensasi pembebasan kapalnya.

Terbaru diketahui besaran kompensasi yang dituntut otoritas Mesir kepada perusahaan itu adalah 900 juta dollar AS (Rp 13,13 triliun).

Baca juga: Ever Given Tertahan Lagi, Harus Bayar Rp 14,5 T Kerugian Terusan Suez Baru Bebas Pergi

Kapal MV Ever Given seberat 200.000 ton terjebak secara diagonal di arteri perdagangan global yang sempit namun penting, dalam badai pasir pada 23 Maret.

Operasi pembebasan besar-besaran dilakukan selama enam hari untuk melepaskannya, dengan melibatkan lebih dari 800 pekerja.

Perusahaan data maritim Lloyd's List mengatakan penyumbatan oleh kapal, yang lebih panjang dari empat lapangan sepak bola, menahan kargo senilai 9,6 miliar dollar AS (Rp 140 triliun) setiap hari untuk pengiriman Asia dan Eropa.

Mesir juga kehilangan pendapatan antara 12 - 15 juta dollar AS (RP 175 - 218miliar) untuk setiap hari jalur air ditutup, menurut otoritas kanal.

Baca juga: Terusan Suez Akhirnya Pertimbangkan Opsi Pelebaran Kanal Tempat Ever Given Tersangkut

MV Ever Given kemudian disita "karena gagal membayar 900 juta dollar AS", kata kepala Otoritas Terusan Suez Osama Rabie seperti dikutip oleh surat kabar milik pemerintah Al-Ahram.

Nasibnya "sekarang ... di arena hukum," kata juru bicara pemilik kapal Shoei Kisen Kaisha kepada AFP, Rabu (14/4/2).

Seorang juru bicara yang tidak disebutkan namanya juga dikutip oleh kantor Pers Jiji Jepang, yang mengatakan bahwa perusahaan itu "berselisih dengan otoritas kanal dalam pembicaraan mengenai jumlah yang pantas (kompensasi)." Tetapi diskusi itu sedang berlangsung.

Kapal Ever Given milik Jepang, yang dioperasikan Evergreen Marine Taiwan, dan berbendera Panama, dipindahkan ke tempat berlabuh yang tidak mengganggu di kanal, setelah dibebaskan pada 29 Maret.

Pintu masuk kanal baik di utara dan selatan sudah dibersihkan dari kemacetan pada awal April. Sebelumnya sebanyak 420 kapal di kedua ujung kanal ikut tertahan karena tidak bisa melintas di jalur sempit itu.

Baca juga: Ada Kekuatan Alam Berperan dalam Pembebasan Kapal Ever Given dari Terusan Suez

Angka kompensasi dihitung berdasarkan "kerugian yang diderita oleh kapal yang tertahan, serta biaya pengapungan kembali (pembebasan kapal) dan pemeliharaan" kata Rabie, mengutip putusan yang dijatuhkan oleh Pengadilan Ekonomi Ismailia di Mesir.

Pelarangan kapal dan upaya penyelamatan intensif juga dilaporkan mengakibatkan kerusakan yang signifikan pada kanal.

Terusan Suez menghasilkan Mesir lebih dari 5,7 miliar dollar AS (Rp 83,1 trilium) pada tahun fiskal 2019/20, menurut angka resmi. Pendapatannya hanya berubah sedikit dari 5,3 miliar dollar (Rp 77,3 triliun) yang diperoleh pada 2014.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok Sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok Sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia Demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia Demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

Global
Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Global
Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com