Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suku Vanuatu Pemuja Almarhum Pangeran Philip Adakan Upacara Berkabung

Kompas.com - 13/04/2021, 13:19 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Reuters

MELBOURNE, KOMPAS.com - Anggota suku di Vanuatu yang memuja Pangeran Philip dilaporkan mengadakan upacara berkabung untuknya.

Dalam tayangan yang dirilis Reuters, penduduk desa memegang foto Duke of Edinburgh, dan berbicara mengenai "membuka jiwanya agar berkembang".

Philip, suami Ratu Elizabeth II, meninggal dalam usia 99 tahun di Kastil Windsor pada Jumat waktu setempat (9/4/2021).

Baca juga: Pangeran Philip Meninggal, Suku di Vanuatu Bingung Pilih Dewa Pengganti

"Kami membiarkan kava membersihkan jalan supaya jiwanya bisa kembali dan hidup dengan kami," ujar Jack Malia, kepala suku setempat.

Dilansir Selasa (13/4/2021), Malia merujuk pada kava, minuman alkohol tradisional suku di Vanuatu itu.

Malia menuturkan, jiwa Pangeran Philip juga akan tumbuh dan berkembang di salah satu keluarga Kerajaan Inggris.

Jika jiwa itu sudah bertumbuh, Malia berharap sosok "dewa pengganti" itu akan menghubungkan lagi Tanna dan Inggris.

"Dia sudah mati, namun dia punya keluarga yang akan melanjutkan warisannya. Lihat foto yang kami punya. Dia orang baik," jelasnya.

Mendiang Duke of Edinburgh mempunyai hubungan manis dengan suku tersebut, yang berlangsung selama 50 tahun terakhir.

Baca juga: Kisah Suku di Vanuatu Memuja Pangeran Philip sebagai Dewa, Ritualnya Spesial

Bagi penduduk desa di Tanna, suami Ratu Elizabeth II itu adalah dewa yang mereka sembah setiap hari.

Mereka memanjatkan doa harian kepada Philip dan meminta restu atas hasil kebun berupa pisang dan ubi.

Penduduk desa menempatkan fotonya di rumah-rumah, termasuk satu gambar pada 1980, saat dia memegang tongkat buatan warga setempat.

Baca juga: Tak Punya Gelar, Pangeran Harry Bakal Beda “Kostum” dengan Anggota Kerajaan Lainnya di Pemakaman Pangeran Philip

Warga di Tanna memuja Philip karena sebuah legenda anak berkulit pucat, putra dewa gunung setempat.

Dikatakan bahwa anak tersebut akan mengarungi lautan, demi mencari perempuan berkuasa untuk dinikahi.

Antropolog yakin Pangeran Philip dikaitkan dengan legenda Vanuatu periode 1960-an, saat negara itu masuk ke dalam koloni Inggris.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com