Sosok Pangeran Hamzah, Anak Kesayangan Raja yang Dituduh Bikin Kacau Jordania

Amerika Serikat, yang bersekutu dengan Jordania dalam peperangan melawan kelompok yang menyebut diri ISIS, menyebut sang raja sebagai mitra kunci yang mendapatkan dukungan penuh dari mereka.

Inggris juga mendukung sang raja. "Kerajaan Hasyimiyah Jordania adalah mitra yang sangat berharga bagi Inggris," kata James Cleverly, menteri untuk urusan Timur Tengah dan Afrika Utara.

Siapakah Pangeran Hamzah?

Pangeran Hamzah adalah putra sulung mendiang Raja Hussein dan istri kesayangannya, Ratu Noor. Dia adalah lulusan Sekolah Harrow di Inggris dan Akademi Militer Kerajaan di Sandhurst. Dia juga kuliah di Universitas Harvard AS dan pernah bertugas di angkatan bersenjata Jordania.

Dia dinobatkan sebagai putra mahkota Jordania pada 1999 dan merupakan anak favorit Raja Hussein, yang sering menyebutnya di depan umum sebagai "kesenangan bagi mataku".

Akan tetapi dia dianggap masih terlalu muda dan belum berpengalaman untuk diangkat menjadi penerus pada saat kematian Raja Hussein.

Baca juga: Seorang Pangeran Tuduh Raja Jordania Korupsi, Ini Tanggapan Militer

Kakak tirinya, Abdullah, naik tahta dan mencopot gelar putra mahkota dari Hamzah pada tahun 2004, kemudian memberikannya kepada putranya sendiri.

Langkah itu dipandang sebagai pukulan bagi Ratu Noor, yang berharap putra tertuanya menjadi raja.

Apa yang melatarbelakangi ini?

Ketegangan di dalam rumah tangga kerajaan telah cukup lama terlihat, kata jurnalis di Jordania Rana Sweis kepada BBC.

"Sang mantan putra mahkota juga dipandang populer. Dia sangat mirip dengan ayahnya, Raja Hussein, dan dia juga sangat populer di kalangan suku-suku setempat," katanya.

Praying that truth and justice will prevail for all the innocent victims of this wicked slander. God bless and keep them safe.

— Noor Al Hussein (@QueenNoor) April 4, 2021

Anggota lain dari keluarga kerajaan turun tangan dalam percekcokan di Twitter pada Minggu malam, menyerang Ratu Noor dan menuduh peristiwa ini adalah perselisihan tentang hak suksesi.

"Grow up Boys," tulis Putri Firyal, mantan istri paman dari Hussein dan Abdullah, Pangeran Muhammad bin Talal.

Bagaimana pun beberapa pengamat mengatakan kritik pangeran terhadap korupsi di kerajaan Jordania menyentuh hati banyak orang di negara itu.

"Apa yang dikatakan Pangeran Hamzah berulang kali terdengar di rumah-rumah setiap warga Jordania," kata Ahmad Hasan al Zoubi, seorang kolumnis terkemuka.

Baca juga: Pangeran Jordania Ini Mengaku Jadi Tahanan Rumah karena Dituduh Kritik Raja

Jordania memiliki sedikit sumber daya alam dan ekonominya sangat terpukul oleh pandemi Covid-19. Ia juga telah menyerap gelombang pengungsi dari perang saudara di negara tetangga, Suriah.

Namun, penangkapan politik di tingkat tinggi jarang terjadi. Badan intelijen negara itu telah mendapatkan kekuatan ekstra sejak pandemi dimulai, dan menuai kritik dari kelompok hak asasi.

Siapa lagi yang ditangkap?

Orang lain yang ditahan pada hari Sabtu termasuk Bassim Awadallah, mantan menteri keuangan, dan Syarif Hassan Bin Zaid, seorang anggota keluarga kerajaan.

Awadallah, seorang ekonom yang pernah belajar di AS, telah menjadi orang kepercayaan raja dan kekuatan berpengaruh dalam reformasi ekonomi Jordania.

Dia kerap bentrok dengan birokrasi pemerintah yang menolak rencananya, kata pengamat.

Tidak ada anggota angkatan bersenjata yang dilaporkan berada di antara mereka yang ditahan atas dugaan makar tersebut.

Baca juga: Jordania Negara Ke-17 yang Laporkan Kasus Varian Baru Virus Corona