Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketua Partai Islam di Israel Kembali Muncul, Tuntut Perubahan

Kompas.com - 02/04/2021, 09:13 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber AFP

TEL AVIV, KOMPAS.com – Ketua partai berhaluan Islam konservatif di Israel menyerukan perubahan, tanpa mendukung Perdana Menteri Benjamin Netanyahu atau pun saingannya.

Partai Islam konservatif di Israel yang dimaksud adalah Raam dengan ketuanya bernama Mansour Abbas.

Sebelumnya, Partai Raam secara mengejutkan mampu bersaing dalam pemilu Israel pada 23 Maret dan memperoleh empat kursi di Parlemen Israel alias Knesset.

Partai Raam sebelumnya bergabung dengan aliansi partai-partai Arab, Joint List. Namun beberapa bulan sebelum pemilu, Partai Raam memutuskan keluar dari aliansi.

Baca juga: Kiprah Raam, Partai Islam di Israel yang Buat Kejutan di Pemilu

Pada Kamis (1/4/2021) Abbas berpidato dan disiarkan langsung oleh beberapa media dan lembaga penyiaran di Israel sebagaimana dilansir AFP.

Dalam pidatonya tersebut, dia menggarisbawahi peran pentingnya dalam menentukan apakah koalisi pemerintahan yang stabil dimungkinkan setelah pemilu Israel yang digelar pekan lalu.

"Ini adalah waktu untuk menciptakan realitas yang berbeda untuk semua warga negara di negara ini," Abbas, seorang Arab-Israel.

Setelah pemilu Israel rampung, Abbas menyatakan bahwa dia terbuka untuk bernegosiasi dengan kubu pro-Netanyahu atau pun menjadi oposisi Netanyahu.

Terakhir kali partai-partai Arab mendukung pemerintah Israel adalah pada 1992. Setelah itu, belum ada lagi partai-partai Arab yang pro-pemerintah.

Baca juga: Partai Islam Secara Mengejutkan Raih Kursi di Parlemen Israel

Bagian dari permainan

Pada Kamis, Abbas menyinggung masalah kejahatan, rasialisme, dan kemiskinan sebagai tantangan yang dihadapi orang Arab-Israel.

Orang Arab-Israel membentuk 20 persen dari populasi Israel yang berpenduduk 9,3 juta jiwa.

"Saya tidak ingin menjadi bagian dari blok kanan atau kiri. Saya di sini untuk blok yang berbeda, blok yang memilih saya untuk melayani rakyat saya,” kata Abbas.

“Dan memberi saya mandat untuk mengubah tuntutan publik Arab yang selama bertahun-tahun hanya merupakan tuntutan menjadi rencana kerja yang nyata,” sambung Abbas.

Seorang analis politik, Afif Abu Much, mengatakan bahwa Abbas tampaknya bertujuan untuk mengubah paradigma di Israel.

Baca juga: PM Netanyahu Hadiri Sidang Dugaan Korupsi terhadapnya Jelang Pemilu Israel

"Pidato ini ditujukan kepada orang-orang Yahudi untuk memberi tahu bahwa mereka ingin terlibat di dalam permainan," kata Abu Much kepada AFP.

Dia menuturkan, kini Abbas memiliki momen pengaruh yang langka di dalam perpolitikan Israel.

Di satu sisi, partai-partai ultra-Ortodoks yang biasanya berfungsi sebagai perantara kekuasaan, sudah sejak awal bersekutu dengan Partai Likud-nya Netanyahu yang berkuasa.

Di dalam Knesset terdapat 120 kursi. Untuk mempertahankan kendali atas Knesset, Netanyahu setidaknya harus menguasai minimal 61 kursi.

Menurut penghitungan suara, koalisi haluan kanan yang mendukung Nentanyahu memperoleh 52 kursi dalam Knesset.

Baca juga: Israel Tak Sengaja Ungkap Pangkalan Rahasia saat Unggah Peta Tes Covid-19

Sedangkan oposisi memperoleh 57 kursi. Partai Yamina dengan tujuh kursi dan Raam dengan empat kursi masih menggantung.

Untuk dapat memperoleh minimal 61 kursi, mau tak mau Netanyahu harus menarik Partai Yamina dan Raam ke dalam koalisinya.

Atau, Netanyahu bisa melobi partai-partai sayap kanan oposisi untuk menjadi pendukungnya.

Netanyahu mengatakan bahwa dia tidak akan mengecualikan siapa pun untuk masuk ke dalam koalisinya.

Namun, Ketua Partai Religious Zionist Bezalel Smotrich secara tegas menuturkan bahwa dia menolak Partai Raam ke dalam koalisi pendukung Netanyahu.

Presiden Israel Reuven Rivlin mengatakan, dia akan mengumpulkan para pemimpin partai pekan depan.

Baca juga: Di Atas Kertas, Angkatan Bersenjata Iran Lebih Kuat daripada Israel

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

Global
AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

Global
Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

Global
Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com